Dengar-dengar dari tetangga bahwa Wanita itu ( Elisa ) adalah seorang istri simpanan pejabat, Tapi aku tidak percaya dan tidak ingin kemakan omongan dari orang lain selagi itu tidak terciduk didepan mataku secara langsung. Namun disela itu aku menjalankan aktifitas ku sehari-hari yaitu berolahraga pada jam 5 pagi.
Cerita Dewasa - Scandal Bercinta Dengan Janda Seksi Tentangga Rumahku
Saat melewati depan rumah mbak Elisa tanpa disengaja aku melihat Mbak Elisa sedang membuka gorden jendela rumahnya dan saat itu dia menggunakan baju daster model berbelah payudara berwarna kuning. Tanpa kusadari ternyata Mbak elisa tahu kalau aku sedang memperhatikannya dari luar.
Ketika esok harinya istriku yang akan berangkat kerumah mertuaku yaitu orangtuanya diluar kota membawa anak-anak yang ikut denganya, Aku berpikir inilah kesempatan untuk berkenalan lebih dekat dengan mbak Elisa.si wanita janda seksi tetangga rumahku itu. Tapi aku masih ragu karena tidak tahu istriku sampai kapan dirumah orangtuanya.
Ketika esoknya aku menjalankan aktifitasku seperti tiap hari, aku melihat dari arah rumah mbak Elisa lampur rumahnya masih nyala/hidup meskipun hari sudah terang, Namun aku tidak peduli dan segera melanjutkan aktifitaskan berkeliling komplek. Tak lama kemudian aku melihat dia baru balik seperti berolahraga juga menggunakan sepeda juga segera masuk kedalam rumahnya, dan karena kebetulan keadaan disekeliling sedang sepi aku berusaha untuk mendekatinya, dan...
“Hi mbak, darimana nih??” sapaku
“dari rumah temen mas” wajahnya yang menantang menjawabku.
“nginep ya mbak?”
“iya mas” sambil gugup dia menjawabku sepertinya dia masi malu waktu itu pernah ku lihat hanya berpakaian dalam.
“ya sudah mbak capek kayaknya tuh mata masih merah, aku pulang dulu mbak mau bersih-bersih rumah ga ada istri soalnya”
“hehe iya, emangnya kemana istrinya mas??”
“lagi ke rumah ibunya mbak, kangen katanya”
“ow berapa hari mas?? kalo butuh bantuan bilang aja mas, sapa tau bisa bantu”
“wah kebetulan tuh mbak” pikirku melayang untuk meminta puaskan nafsuku
“kebetulan apa mas??”
“Ehhh ga kok mbak bercanda, ya sudah aku pulang dulu ya?? o ya tar kerja kah? kalo capek tar aku anter ga papa kok”
“ga mas aku libur, lagi ga enak badan nih”
aku pun pergi menuju rumah, hubungan ini ga aku sia sia kan, sampai di rumah aku sms mbak Elisa, ternyata nyambung juga hingga akhirnya sms an sampe malem, kata2 ku sudah mulai menjurus pada sex.
Tenryata Mbak Elisa sedikit ngebales meskipun akhirnya dia takut akan hubungan ku dengan istriku. namun aku jawab mumpung ga ada dia esok pagi mbaku Elisa telpn aku ” mas tolong belikan obat donk, bisa kan?? pusing nih mau minta tolong sapa lagi aku ga taw”
“ok sayang” jawbku
“idih sayang di bom istrimu baru tau rasa lo”
hari sabtu adalah hari libur aku pergi membeli obat. setelah dapat aku masuk ke rumah mbak Elisa.
“mbak ini obatnya”
“iya mas bentar”
jrennnnggggg mbak Elisa memakai lingerie tapi agak tebal dikit lah berwarna biru muda, serentak titid ku bergejolak melihat tubuhnya yang putih serasa sengaja disuguhkan pada ku.
“Masuk mas, silahkan duduk dulu” celana dalam nya telihat samar2 di balik gaun tipis itu
mataku bener2 dimanjakan olehnya
“Silahkan diminum mas” sambil menyuguhkan teh dia merunduk dan belahan dadanya terlihat jelas. BH yang berwarna hitam telihat membungkus barang indah itu.
“Makasi mbak” mataku kembali terbelalak ketika melihat paha mulus saat mbak Elisa duduk di depanku, mulailah pikiranku melayang
“Mas rud malah nglamun” suaranya membangunkanku dari lamunan ku
“Heh maaf mbak lagi berfantasi”
“Hayo fantasi apa? cerita di Whatsapp itu ya ?? mas rudi ini bisa aja” sambil tertawa mbak Elisa menyingkap rambutnya.
“Hehehehe iya mbak diitnggal istri seminggu sih gini deh jadinya, apalagi mbak pakaiannya gitu, tambah deh”
“Hahaahhaha cuma kelihat paha aja udah melayang nih mas rudi”
“Banget mbak, hahaha”
“Mas maaf ya, aku sbenarnya sih g sakit, cuma akal akalan ku aja biar mas ke rumah, maaf ya ??
“Wah parah, kirain sakit beneran, kawatir nih, yang lebih parah lagi adek ni berdiri trus ngeliat paha ma dada, tanggung jawab donk?”
“Ye mulai deh minta ma bini sono” nadanya marah pada ku
“Becanda, gitu aja amarah”
“Iya ga papa, mas masukin tuh motor, temenin aku donk bentar aja mumpung ga ada bini mas katanya, haha”
aku pun memasukkan motor ke garasi mbak Elisa, lalu aku masuk kembali, aku di ajak ke sebuah ruangan yang bagus sekali.
“Mas ini aku namain ruangan surga, karna ini khusus kalo suami ku pulang, dia minta berhubungan disini, kedap suara soalnya ruangan ini mas, jadi meski teriak2 ga bakalan ada yang denger”
“Wow keren juga ya mbak, boleh dicoba tuh mbak,” sambil duduk di kursi saya memandang ruangan itu
“Itu disana ada kamar mandi, disini lah mas kalo aku lagi pengen puasin diri sendiri” mataku terbelalak ketika mbak Elisa duduk dengan kaki terbuka, celana dalamnya tipis, shingga terlihat dengan jelas jembut dan kemaluannya
“Eh iya mbak” sambil menahan aku menjawab
“liat ini mas? jangan diliat aja dong mas, dari kemaren aku tau kok mas … kalo kamu pengen aku, itu yang lagi berdiri masukin donk kesini” sambil menunjuk ms v nya mbak Elisa menantangku
“Hmmm siap ” saya pun langsung telanjang bulat
“Wow gede, enaku tuh, dah lama nih”
aku langsung menunduk karna mbak Elisa duduk sambil membuka kakinya di kursi, langsung kujilat kemaluannya
“Ooughhhh….ssssssssshhhhh mas inget istri…. ahhh enakkkk”
celana dalam nya aku copot, lidahku tetap bergerilya di kemaluan mbak Elisa, sesekali dia mencengkeram rambutku sesekali dia menjarit
“Oughhhhhhhhhhhhh fuck”
Baca Juga : Kisah Guru Home Schooling
menit2 demi menit berlalu, jari pun telah aku masukkan, jari yang semula kering kini di lumuri cairan putih dan bening,
“Mas aku keluar kerasin……..oughhhhhhhhhh” Elisa mencapai orgasme nya
aku naik untuk mencumbu bibirnya, sambil kucopot BH yang menempel di dada nya, namun lingerie yang indah itu aku biarkan menghiasi tubuhnya, kecupan demi kecupan saling kita berikan, tangan ku bergerilya di gunung surganya, ku hisap pentilnya sesekali kugigit secara perlahan
“Ough mas kamu ahli…ahhhhh sayang”
“Mas udah dulu” sambil mengangkat kepalaku Elisa berdiri dan merunduk di depanku
“Kumakan ya mas kontolmu ini” sambil mengocok dia mendekatkan mulutnya ke kontolku
aku pun cuma bisa menganggukkan kepala
“Ouughhh sayang” desahku ketika kontolku di lumat habis
menit demi menit aku di kulum nya, aku merasakuan sedikit lagi aku orgasme, aku mengangkat kepala Elisa, kemudian dia lepaskan kulumannya“ada apa mas?”
“Ga papa aku mau orgasme berhenti bntar, pengen orgasme saat di dalam ini” sambil ku tunjuk vaginanya
“Itu tar aja, ga adil tadi aku keluar di mulut kamu, sekarang harus di mulut juga” langsung mengulum kembali penisku, di kocok sekeras munngkin.
“Ouughhhhhh,,,, aku kluar… crotzzz” beberapa menit kemudian aku orgasme dalam mulut Elisa, dia lari ke kamar mandi sambil memuntahkan sperma ku, meski dia menlean dikit tapi masih banyak spermaku yang di mulutnya
“Widih masih siap tempur” sapanya dari kamar mandi, sambil meminum pil KB, kemudian Elisa berjalan ke tepi kasur, dan membuka kakinya
“Hehe iya donk barang bagus nih” sambil kudekati Elisa aku peluk sambil cium
“Buruan sayang ga tahan nih lubang dari tadi nganggur” tanpa pikir panjang langsung aku masukin
“ooouughhhh” desahan bersama sambil bercumbu kembali, aku gerakukan maju mundur penis in terasa menghujam lubang sempit yang membuat saraf2 di otaku bekerja dengan senang
“Mas… oouughhhh ” desah Elisa
“Mass…. kerasin donk…. ahhhhhh… shhhhhhh” desah Elisa sambil menggoyang badannya
aku kerasin doronganku dengan sekali2 aku dorong penuh sehingga rasanya penis ini menyentuh pangkal di dalam
"Oouughhh masssss lov u….. ahhhhhhhhhh
setelah beberapa menit Elisa menariku untuk di bawah tancapkan lah penisku kedalam vaginanya
selang beberapa menit Elisa orgasme, gesekan yang dilakukan sangat keras gerakan naik turunnya bener2 ajib, sampai terdengan suara “plok..plok”
“aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh maaaaaaaaaaaaassssssssss aku kluar…. cairan sperma ku banyak terasa mengalir di penisku, kemudian aku tarik Elisa untuk berciuman
setelah itu Elisa aku ajak dogy style, nafsu yang menyelimuti kita menjadikan gaya ini sedikit brutal berulangkali Elisa berteriak dan bunyi yang di sebabkan tumbukan antara paha ku dan pantatnya sangat keras……..beberapa menit aku angkat tubuh Elisa menuju tembok, aku hujam di atas pangkuanku. Agen Domino99 Online Terpercaya
“ouughhhhh luar biasa mas” desahnya sambil tersenyum
Selang beberapa menit aku merasakan hampir orgasme
“sayang aku beri kamu anak ya?” kataku sambil menggendongnya untuk kembali berbaring
“kalo bisa coba aja” candanya sambil memegang penisku untuk di arahkan ke lubangnya kembali
aku pun kembali menghujam vaginanya dengan penis ku, keras dan cepat tapi kadang aku menurunkan ritme dengan pelan2 tapi menusuk
“oughhhh masssssssss”
aku tersenyum sambil meronta keenakan
“mas aku mau keluar lagi……shhhhhhhhhh….. kerasin……..”
“aku juga sayang….oughhhhhhhhhhhh” tambah cepet aku genjot Elisa
beberapa menit kemudian
“Ahhhhhhhhhhhhh…. kumu hebat sayang” desah Elisa sambil mengejangkan tubuhnya memelukku
“Ougggggggghhhhhhhh ini bentar lagi” Titid ku sesekali menyaplok vaginanya yang sudah becek itu.
“Crotzzzzzzzz…..zrotssssss” spermaku keluar di dalam vagina Elisa, akhirnya aku bisa menikmati Elisa dengan penuh…. kupeluk Elisa dan ku ciumi dan kujilati dad nya
“Mas jangan pulang dulu, aku masih butuh kamu nanti” ucapnya pada ku
aku pun tersenyum, lalu ku kecup keningnya hari itu aku benar2 ga pulang ke rumah sampai keesokan harinya. Hanya waktu istriku telpon … aku bilang lagi di rumah capek mau kemana2, begitu pula Elisa, padahal setelah telpon itu selesai permainan liar kami berlanjut.
Ketika istriku di rumah, aku dan Elisa masih sering ketemu dan melakukan hubungan ini di hotel, suatu saat Elisa memintaku memberinya anak, meski aku tidak usah bertanggung jawab akan hal itu karena dia bilang kalo itu anak dr suaminya yang datang sehari sebelum itu… kini Elisa sudah pindah dari komplek rumahku bersama anak hasil hubungan kami, namun komunikasi kami masih terjaga, sesekali kami bertemu di suatu kota untuk semata2 melakukan hubungan sex tidak lebih, dia tau aku sangat mencintai istriku.
0 komentar:
Post a Comment