Friday, 20 December 2019

Hadiah Ulang Tahun Diajarin Jilmek Dengan Mama Tiriku

Posted by DOMINO757 OFFICIAL on December 20, 2019 with No comments




Tepat dimana waktu aku berumur 20tahun orang tuaku resmi bercerai, dikarenakan mama kandung yang tercyduk sedang berselingkuh dibelakang ayahku yang ditinggal kerja sebulan keluar kota yang mengharuskan kami tidak bisa ikut sekeluarga karena aku sedang bersekolah, ditambah lagi dengan adanya usaha oleh mama ku dikota ini.

Jadi waktu itu mama sedang kencan dengan salah satu anak buah nya ditempat kerja, kemudian salah satu teman ayah ada yang melihat bahwa ibu sedang ber-mesrah mesrah an dengan pria itu, jadi teman ayah mengirim bukti bahwa ibu sedang selingkuh, dan ini kejadian bukan 1x 2x mama tercyduk sedang berduaan dengan pria lain.

Dan akhirnya tepat, dihari ulang tahun ku ke 20tahun adalah sebuah hari yang paling menyedihkan dimana ayah dan mama kandungku harus berpisah, dan ayah menyuruhku untuk mengikutinya agar ayah bisa mengurus aku untuk tidak jadi anak yang nakal, Setahun setelah perceraian mereka ayahku menikah lagi dengan seorang wanita janda beranak 1 yang latar belakangnya sama dengan permasalahan yang dialami oleh ayahku, yaitu suami nya yang menduaiin nya. Wanita itu terlihat baik dan care denganku, mungkin karena itu ayah suka dengan nya. Setelah mereka resmi menikah tepat di umur ku yang ke 21tahun, hari ku terasa bahagia bisa ngumpul bareng dengan mama baru dan ayah meskipun wanita itu adalah mama tiri ku.

Aku dan Mama tiriku tinggal di sebuah rumah yang lumayan besar. Maklumlah bisnis ayahku yang semakin lancar jadi sekarang keuangan sudah lumayan.

Mama mempunyai wajah yang sangat cantik. Berkulit putih bening begitu sangat terlihat cantik tidak kelihatan bahwa ibu tiriku adalah seorang janda. Dengan tinggi dan berat sekitar 165 cm dan 45 kg membuat Mama terlihat sangat ideal. Sedangkan buah dada Mama kuperkirakan berukuran 36 yang nantinya ternyata terbukti perkiraanku salah.

Kembali ke awal. Pada saat asyik-asyiknya aku melahap makan malamku, Mama tiba-tiba berkata, “Van, besok kamu kan ulang tahun.” .. Aku yang lagi enak-enaknya makan sih hanya mengangguk saja. Melihat aku yang tidak begitu menanggapinya, Mama berkata lagi, “Kalo Mama nggak salah umurmu sudah mau 23 tahun kan?”

Dan seperti tadi, aku pun hanya mengangguk-angguk saja sambil tetap melahap makanan di depanku.

“Van, Mama ingin ulang tahunmu besok menjadi ulang tahun yang berkesan buatmu. Jadi kamu boleh meminta kado apa saja yang kamu mau.”

Aku yang mulai tertarik dengan ucapan Mama pun bertanya, “Kado apa saja Ma..?”

“Iya, kado apa saja yang kamu mau,” jawab Mama.

Dengan hati-hati aku bertanya lagi, “Ma, Kevan kan udah gede.”

“Betul, Mama tau itu. Lalu..?” tanya Mama penuh selidik.

“Kevan rasa udah waktunya Kevan tau yang namanya… seks,” kataku dengan hati-hati.

Kulihat Mama agak terkejut dengan perkataanku barusan. Tapi setelah dapat menguasai keadaan, Mama pun tersenyum sambil bertanya,

“Apa nggak ada kado lain yang lebih kau inginkan dari pada itu, Van..?”

“Tadi Mama bilang boleh minta kado apa saja, kok sekarang jadi menolaknya. Kalo Mama nggak mau ya udah. Beri aja Kevan kado sweater atau baju seperti ulang tahun Kevan yang udah-udah.” kataku dengan wajah agak muram.

“Wow, tunggu dulu donk Sayang. Kan Mama belon bilang mau apa nggak. Jadi jangan ngambek dulu donk.” kata Mama dengan wajah sabar.

“Jadi… boleh nggak, Ma..?” tanyaku dengan tidak sabar.

“Setelah Mama pikir, bolehlah. Buat anak tercinta sih apa saja boleh kok Sayang..” jawab Mama.

“Terima kasih Ma. Kevan sayang banget sama Mama.” jawabku dengan antusias.

Waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Seperti malam kemarin, aku dan Mama lagi makan malam berdua. Malam itu Mama terlihat cantik sekali. Mama tiba-tiba berkata, “Van, kamu udah siap menerima kado istimewamu..?” tanya Mama dengan tersenyum manis.

Aku yang memang sudah tidak sabar langsung saja menjawab, “Ya jelas siap donk, Ma.”

Setelah selesai makan Mama menggandengku ke ruang televisi.

“Duduk di sini Sayang. Tunggu sebentar ya..!” kata Mama sambil menyuruhku duduk di permadani.

Mama lalu masuk ke kamarnya. Tidak lama kemudian Mama keluar dari kamar. Aku terkejut, karena sekarang Mama hanya memakai baju tidur yang sangat seksi dan menonjolkan setiap lekuk tubuhnya. Di tangannya, Mama memegang beberapa buah CD.

Mama lalu menuju ke VCD player lalu memasang CD yang dibawanya. Setelah diputar, ternyata itu adalah VCD XXX, VCD yang pertama kuingat berjudul ‘****’. Setelah duduk di sebelahku, Mama memandangiku sambil berkata, “Kamu mau belajar jilat meeemeek mama..?” tanya Mama.

Perlu Anda Ketahui Alasan Mengapa Kalah Ketika Bermain Judi Online


“Mauuu..mauuu maa.” jawabku.

Mama pun mendekatkan tubuhnya ke wajahku. kemudian Mama mulai mencium bibirku. Dengan refleks aku pun membalas ciumannya. Dan tidak lama kedua lidah kami pun bertautan.

“Mmmh.. mmhh.. mmm..” hanya desahan saja yang terdengar kini dengan diiringi desahan-desahan dari film yang diputar di TV.

Aku memeluk Mama erat-erat sambil tetap berciuman. Mama pun terlihat sudah sangat terangsang. Tidak lama tanganku pun mulai menggerayangi tubuh Mama. Tangan kiriku mulai meremas-remas payudara Mama dari luar baju tidurnya. Sedangkan tangan kananku mulai meraba-raba selangkangan Mama.

“Ahh..!” teriak Mama ketika tanganku memainkan vaginanya.

Setelah sekitar 20 menit kami saling berciuman dan saling meraba, Mama melepaskan pelukan dan ciumannya. Lalu Mama menuntun tanganku untuk membuka bajunya. Tanpa diminta dua kali, tanganku pun mulai beraksi melepas baju tidur Mama dari tubuhnya.

Sekarang Mama hanya memakai BH dan celana dalam saja. Mama tersenyum padaku lalu mendekatiku. Dan tidak lama, tangan Mama mulai berusaha melepas pakaian yang kukenakan. Aku hanya menurut saja diperlakukan begitu. Dan kini pun hanya tinggal CD saja yang melekat di tubuhku.

Dengan tubuh yang sama-sama setengah telanjang, aku dan Mama kembali berpelukan sambil berciuman. Hanya desahan saja yang terdengar di ruangan. Lalu perlahan tanganku membuka kaitan BH Mama. Melihat aku yang kesulitan membuka BH-nya, Mama tersenyum, lalu tangannya membantuku membuka BH-nya. Sekarang buah dada Mama yang indah itu pun terpampang jelas di depanku.

“Payudara Mama gede banget sih. Kevan suka deh,” kataku sambil meraba payudara Mama.

“Jangan diliatin aja donk Sayang..! Dijilat dan disedot donk Sayang..!” pinta Mama.

Tanpa dikomando dua kali, aku langsung saja menjilati payudara Mama yang sebelah kanan. Sedangkan tangan kananku meremas-remas payudara Mama yang sebelah kiri.

“Aahh… Ohhh… fuck..!” teriak Mama ketika buah dadanya kujilat dan kusedot-sedot.

Secara bergantian payudara Mama kusedot dan kujilati, sedangkan tangan kanan Mama meremas-remas batang penisku dari luar CD-ku. Dan tanpa sadar, Mama berusaha melepaskan CD-ku. Aku pun tidak mau kalah. Setelah puas menggarap payudara Mama yang besar itu, aku pun berusaha melepaskan CD Mama.

Melihat kelakuanku yang tidak mau kalah, Mama hanya tersenyum saja. Sesaat kemudian kami berdua sudah telanjang bulat. Aku hanya dapat menelan ludah melihat tubuh indah Mama. Di selangkangan Mama, terlihat bulu-bulu yang tertata rapi membentuk segitiga.

“Van, kontol kamu gede banget,” kata Mama kaget setelah melihat batang penisku yang sudah menegang.

“Masa sih Ma..?” tanyaku seakan tidak percaya, “Tapi payudara Mama juga gede kok. Emang itu ukuran berapa ma..?” tanyaku lagi.

“Ukuran 38B, emang kenapa si Van. Kamu suka kan..?” tanya Mama.

“Ya jelas donk Mama sayang, mana mungkin Kevan nggak suka.” jawabku, dan tanganku kembali meremas payudara Mama sambil menggigitnya.

“Aauww..!” teriak Mama, “Kamu nakal Sayang, masa Payudara Mama digigit..?” kata Mama manja.

“Ma’af, Ma. Kevan nggak sengaja.” jawabku sekenanya.

“Nggak apa-apa kok Sayang, Mama suka kok. Kamu boleh memperlakukan Mama sesukamu.” kata Mama sambil tangan kanannya masih meremas-remas kemaluaku.

Dan tidak lama Mama pun berjongkok, lalu tersenyum. Mama mendekatkan wajahnya ke kemaluanku, lalu mulai mengeluarkan lidahnya.

“Uuhh… aahh… enak Mam..!” aku berteriak ketika lidah Mama mulai menyentuh kepala penisku.

Mama masih menjilati penisku, mulai dari pangkal sampai ujung kepala penisku. Dan kedua bijiku pun tidak terlewatkan oleh lidah Mama. Aku hanya memejamkan mata sambil mendesah-desah memperoleh perlakuan seperti itu.

Setelah sekitar sepuluh menit, aku merasa kemaluanku berada di sebuah lubang yang hangat. Aku pun membuka mataku dan melihat ke bawah. Ternyata sekarang separuh penisku sudah masuk ke mulut Mama.

“Aahh… oohh.. yeeahh.. enaakk ba..nget Maa..!” teriakku lagi.

Kuperhatikan penisku diemut-emut oleh Mama tanpa mengenai giginya sedikit pun. Lidah Mama bergerak-gerak dengan lincah seperti ular. Dan sekarang kulihat Mama menyedot-nyedot bulu kemaluaku seperti mau dikeramasi.

“Maaa… enak Maa..!” aku hanya dapat berteriak.

Aku merasa ada yang mau keluar dari penisku, aku tidak tahan lagi, dan seerr.. Aku kaget juga, kupikir yang keluar tadi adalah sperma, tapi tidak tahunya adalah air kencingku yang menyembur sedikit.

“Wah, ma’af Ma. Kevan nggak sengaja.” kataku buru-buru dengan napas yang masih terengah-engah.

Tapi apa yang terjadi, Mama malah menjilati air kencingku yang berleleran. Gila.., sensasi yang kurasakan sangat luar biasa. Dan tiba-tiba Mama menarik tanganku dan mengajakku ke kamar mandi. Kamar mandi kami lumayan besar.

Mama menuntunku menuju jacuzi, lalu Mama pun berlutut lagi. Batang penisku dikocok-kocok di depan wajahnya, terus disedot-sedot seperti makan es krim. Setelah itu Mama berdiri lalu duduk di sebelahku. Kedua kakinya dikangkangkan sehingga aku dapat melihat vaginanya dengan jelas.

“Sayang, sekarang kamu jilatin memek Mama ini..!” kata Mama sambil menunjuk ke arah vaginanya.

Setelah itu Mama tidur telentang di lantai kamar mandi. Aku langsung saja menuju bagian bawah pusar Mama. Kudekatkan wajahku ke vagina Mama, lalu kukeluarkan lidahku dan mulai menjilati vaginanya.

“Ahh… fuuckkk.. yeaahh.. shiitt… hisapnya itilnya Sayang..!” Mama hanya dapat meracau saat kujilati vagina dan klitorisnya kuhisap-hisap.

“Ohhh… Aahh.. fuuck… mee… yeaaahh… masukin kontolmu sekarang Sayang..! Mama udah nggak tahan..!” pinta Mama memohon.

Aku pun perlahan bangun dan mensejajarkan tubuhku dengan Mama. Kugenggam batang penisku, lalu perlahan-lahan kudorong pantatku menuju vagina Mama. Ketika memasuki liang senggamanya, Mama berteriak-teriak, apalagi ketika separuh penisku mulai menelusuri dinding vaginanya. Baru pertama kali aku merasakan kenikmatan yang luar biasa seperti ini. Rasanya seperti diurut-urut, enak seperti dielus-elus daging basah dan kenyal.

“Aahhkk enak se..kali.. Sayang..! Fuuuck… me.. hardeer.. honey..!” jeritan Mama memenuhi kamar mandi.

Setelah sekitar 10 menitan, aku mencabut batang kemaluanku dari lubang vagina Mama. Mama terlihat sangat kecewa ketika aku melakukan itu. Dan tidak lama kemudian aku meminta Mama untuk berganti posisi. Kuminta Mama untuk menungging. Lalu dari belakang kuremas-remas pantat Mama yang semok itu. Lalu kuarahkan batang penisku ke bibir vagina Mama. Setelah kurasa tepat, lalu kusetubuhi Mama dari belakang dengan doggie style.

“Aduhh… enak… sekali Sayang..! Kamu… pin..tarr… Sayang..!” jerit Mama ketika kusetubuhi dari belakang.

Sedangkan aku pun tidak kalah hebohnya dalam berteriak,

“Maaa… memek.. nya.. e..naak..!”

Rupanya gaya itu membuat Mama sudah tidak tahan lagi, sehingga sesaat kemudian,

“Sayang Mama mau keluarrrrrr...… Aahhh..!” .. Mama berteriak keras sekali, dan aku yakin kalau kami tidak berada di rumah itu, orang lain pasti mendengar teriakan Mama.

Aku merasakan penisku seperti disiram cairan hangat. Walau kusadari Mama sudah mencapai puncaknya, aku tetap saja memompa batang penisku di dalam vagina Mama. Malah semakin giat karena sekarang liang Mama sudah licin oleh cairan Mama.

Dan tidak lama, “Maa… Kevan.. mau keluar juga nihhhh..!” kataku ketika aku merasa mau croooddddd

“keluarin kontolmu Sayaang..!” perintah Mama.

Segera saja batang kemaluanku kucabut dari liang Mama yang masih menungging. Mama lalu berbalik kepadaku dan memegang batang penisku. Lalu dibukanya mulutnya dan Mama pun mulai mengulum kemaluanku.

“Aahh… oohhh..!” hanya desahan itu yang keluar dari mulutku.

Dan, creet.. croott… crot..! air maniku kusemprotkan kedalam mulut mama tiriku. Mama tidak langsung menelan spermaku, melainkan memainkan spermaku di dalam mulutnya seperti orang yang sedang berkumur. Dan sebelum ditelan, Mama membuka mulutnya dan menunjukkan spermaku yang ada di dalam mulutnya itu. Baru setelah itu pejuku ditelan sampai habis.

Belum selesai sampai di situ, Mama menjilat-jilat batang penisku dan membersihkan sisa sperma yang masih menempel di kemaluaku. Rasanya ngilu, nyeri plus gimana gitu. Setelah itu kami berdua menuju ke ruang TV. Aku dan Mama duduk bersebelahan dalam keadaan telanjang bulat.

“Bagaimana kado nya, Van..?” tanya Mama ketika sudah agak tenang.

“Luar biasa, Ma. Nggak ada kado yang sehebat tadi. Terima kasih, Ma.” sahutku.

“Mama bahagia kalo kamu puas. Sebenarnya Mama juga menginginkannya kok.” jawab Mama.

“Lalu kenapa Mama nggak minta ke Kevan..?” tanyaku lagi.

“Iya ya, kalo tau kamu punya kontol segitu gedenya Mama pasti udah minta sejak dulu. Tapi nggak apa-apa kok, kan belon terlambat. Betul kan..?” sahut Mama sambil tersenyum manis padaku.

“Iya Ma. Tapi Ma, setelah ini masih ada ronde selanjutnya kan..?” tanyaku.

“Kalo kamu masih kuat, ya pasti donk Sayang..!” jawab Mama manja.

“Kevan sayang banget sama Mama,” kataku.

“Mama juga sayang banget sama Kevan.” jawab Mama.

Setelah berisrirahat secukupnya, kami berdua melanjutkan persetubuhan kami sampai jam dua pagi. Setelah itu kami berdua tidur dalam keadaan telanjang bulat. Dan keesokan harinya aku dan Mama, yang kebetulan lagi tidak masuk kerja, berada di rumah dalam keadaan telanjang bulat selama sehari penuh. Dan tidak terhitung berapa kali kami bersetubuh.

Selama ayah pergi kerja keluar kota aku dan mama selalu melakukan ini seminggu 3x.

0 komentar:

Post a Comment