Cerita Dewasa Bercinta dengan Ibu Dosen Seksi bertoked Besar
Suatu ketika saya sedang berantam bahkan sempat putus nyambung dengan pacarku yang tidak tau diri karena sudah berselingkuh dibelakangku sehingga hubungan kami berakhir dalam waktu yang cukup lama hingga 2 tahun lamanya kami pacaran. Sudah cukup sampai disini dulu.
Jadi waktu dibandung itu kami tinggal berlima dengan sahabat dan teman kuliah ku lainnya, kami tinggal bertiga disebuah rumah kontrakan. Dan ternyata di dekat kontrakan kita tinggal adalah rumah Ibu Dosen yang cantik dan berpayudara besar itu. Hingga suatu hari saya ingin pergi dan melewati rumah ibu dosen melihatnya sedang menjemur pakaian dengan baju " You Can See " nya itu terlihat seketika belahan payudaranya saat dia memeras pakaian basah yang hendak dijemurnya. Dan Tiba-tiba....
" Heii Robert....." Ibu dosen ternyata sudah melihatku juga, yang tadinya aku ingin menyapa dahulu ternyata dikebut olehnya..
" ehh Ibu Dosen, sedang apa bu? Tanyaku sambil memandang belahan yang terlihat dengan pakaian seksinya itu...
" Robert mau kemana??..... beeettttt? Kok kamu ngelamun sih? Hayoooo kamu mikiriiin apaaaa?? Aku ketahuan ibu dosen sedang memerhatikan belahan buah dada nya yang terlihat jelas didepanku...
" ehhhh...ehhhhhhngggaaa Bu, saya cuma kepikiran dengan mantan pacar saya yang teegaa ninggalin saya bukk,, dan alhasil kita sekarang sudah jauhann, dan aku merasa sendiriaaan bu...
“Oh.. gitu ceritanya, pantesan aja dari pekan kemarin murung aja dan acap kali ngalamun sendiri”, kata Ibu Dosen. Domino757 - Situs Judi Ceme Online Terpercaya
Hal itulah yang membuat aku menjadi lebih dekat dengan ibu dosen, karen setiap hari curhat curhat dan curhat, Entah mengapa saya tak sengaja telah mulai ada perhatian sama Ibu Dosen. Waktu itu tepatnya siang-siang semuanya pada kuliah, saya sedang sakit kepala jadinya saya tidak hadir dari kuliah. Waktu itu saya sedang beristirahat dan bangkit dari tempat tidur, ada seseorang yang menggedur pintu kontrakan saya..
“Eh Ibu Yuli, nggak ngajar Bu?” tanyaku.
“Kamu kok nggak kuliah?” tanya Bu Dosen.
“Habis sakit Bu”, kataku.
“Sakit apa sakit?” goda Bu Dosen
“Ah.. Ibu bisa aja”, kataku.
“Kamu sudah makan belum?” tanya bu Dosen cantik berpayudara besar itu.
“Belum Bu”, jawabku.
“Ini ibu tadi habis masak, kebetulan tadi ibu ditelepon dan dimintain tolong sama teman kamar kamu untuk melihat keadaan kamu dirumah, jadinya ibu singgah”, katanya.
Sekaligus bu dosen makan dikontrakanku kami berdua juga sambil ngobrol ngalor ngidul hingga-hingga kita membahas cerita yang agak beraroma seks. Kukira bu dosen nggak menyukai yang namanya Cerita Dewasa, eh tau-taunya ia membalas dengan cerita yang lebih hot lagi. Kita malahan ngobrol sudah terlalu jauh. Pas ketika itu saya ngomongin perihal perempuan yang telah lama nggak menikmati kekerabatan dengan lawan jenisnya.
“Apakah ibu sudah pernah melakukannya?” tanyaku.
“Sampai saat ini ibu belum pernah”, jawabnya jujur dengan nada malu-malu.
“Memangnya ibu selama ini pacaran tidak pernah kayak gituan bu?
“So pasti dong”, katanya.
“Lalu bersama siapa Ibu melakukannya, Ibu kan belum menikah”, sorry ya Bu, saya telah terlalu lancang bertanya begitu pada Ibu”, kataku.
Dengan agak ragu, kudekati bibirku ke bibirnya. Cup.. dengan seperti itu lembutnya saya merasa kelembutan bibir itu. Aduh lembutnya, dengan cekatan saya telah menarik tubuhnya ke rangkulanku, dengan sedikit agak bernafsu kukecup lagi bibirnya. Dengan sedikit terbuka bibirnya menyambut dengan lembut. Kukecup bibir bawahnya, eh.. tanpa kuduga ia balas kecupanku. Kans itu tak kusia-siakan. Kutelusuri rongga mulutnya dengan sedikit kukulum lidahnya.
Kukecup,
“Aah.. cup.. cup.. cup..” ia juga mulai dengan nafsunya yang membara membalas kecupanku, ada sekitar 10 menitan kami mengerjakannya, tetapi kali ini ia telah dengan mata terbuka. Dengan sedikit ngos-ngosan kayak habis kerja keras saja.
“Aah.. jangan panggil Ibu, panggil Yuli aja ya!
Kubujuk Ibu Yuli, “Yuli, yuk main ke kamarku!”.
Dengan sedikit agak terkejut juga tetapi tanpa konfrontasi yang berarti kutuntun ia ke kamarku. Kuajak ia duduk di tepi daerah tidurku. Saya telah tak bendung lagi, ini saatnya yang kutunggu-tunggu.
Dengan pelan kubuka kacing pakaiannya satu persatu, dengan lahapnya kupandangi tubuhnya. Cantik banget tubuhnya, kok nggak ada sih laki-laki yang kepengin untuk mencicipinya. Dengan sedikit membungkuk kujilati dengan telaten. Pertama-tama belahan gunung kembarnya.
“Ahh.. sshh.. teruskan Bert”, kata Ibu Yuli yang sudah tak tahan lagi, BH-nya kulepaskan dan terbentanglah dua buah kembar yang sintal ukuran 34 B. Kukecup ganti-gantian,
“Aah.. ssh..” dengan sedikit agak ke bawah kutelusuri sebab ketika itu ia pas mengaplikasikan celana pendek yang kainnya agak tipis dan celananya juga tipis, kuelus dengan lembut,
“Aah.. saya mulai merangsaaannggg.....
Kusikapkan celana pendeknya hingga terlepas sekalian dengan celana dalamnya, hu.. menawannya gundukan yang mengembang. Dengan lembut kuelus-elus gundukan itu,
“Aah.. uh.. ssh.. buah zakar kamu terawat juga yah bert, saya juga telah nggak bendung lagi”, sesungguhnya memang ini ialah pemula bagi saya, eh ternyata Yuli juga telah kepengin membuka celanaku dengan sekali tarik aja terlepas telah celana pendek sekalian celana dalamku.
“Oh.. besar benar-benar”, katanya. Kaprah-kaprah 18 cm dengan diameter 2 cm, dengan lembut ia mengelus zakarku,
“Uuh.. uh.. shh..” dengan akurat saya berubah posisi 69, kupandangi sebentar gundukannya dengan pasti dan lembut. Saya mulai menciumi dari pusarnya terus turun ke bawah, kulumat kewanitaannya dengan lembut, saya berupaya memasukkan lidahku ke dalam lubang alat kelaminnya, “Aah.. uh.. ssh.. terus Biji”, Yuli mengerang.
“Saya juga nikmat Yuli”, kataku.
Dengan lembut disepoong kepala k*ntl ku, sesekali dimainkan dengan lidahnya..,
“Assh.. oh.. ah.. Yuli terus sayang”, dengan lahap juga kusapu seluruh dinding lubang alat kelaminnya,
“Aahk.. uh.. ssh..” sekitar 15 menit kami mengerjakan posisi 69, telah kepengin mencoba yang namanya bersetubuh. Kurubah posisi, kembali memanggut bibirnya.
Telah terasa kepala kemaluanku mencari sangkarnya. Dengan dibantu tangannya, diberi tuntunan ke lubang kewanitaannya. Perlahan-lahan kusorong bokongku,
“Aahh.. sshh.. pelan-pelan Biji, aku masih gadis”, katanya.
“Haa..” saya terkejut, benar rupa-ternyata ia masih suci. Dengan sekali dorong lagi telah terasa licin. Blesst,
“Aahk..” teriak Yuli, kudiamkan sejenak untuk menghilangkan rasa sakitnya, sesudah 2 menitan lamanya kumulai menarik lagi batang kemaluanku dari dalam, terus kumaju mundurkan. Mungkin sebab baru pertama kali cuma dengan waktu 7 menit Yuli..
“Aakh.. ushh.. ussh.. ahhkk.. Bu Dosen ingin memainkan biji k*ntlku dengan lidahnyaaa”, katanya.
“Tunggu, saya juga ingin menjilat vagina mu yul...” kataku. Tiba-tiba k*ntl ku menegang telah lalu kumasukkan kedalam vagina Bu dosen, tak lama kemudia K*ntlku digepit langsung oleh kelaminnya dan terasa kepala batang kemaluanku disiram sama air surganya, membuatku tak kuat lagi untuk menahan ingin mengeluarkan cairan dari k*ntlku.
“Crot.. crot..” spermaku banyak muncrat di dalam vagina. “Aakh..” saya lemas habis, sehabis mengeluarkan banyak sperrmaa, badanku menjadi lemasss, sambil ku kecup bibirnyaaa dan terbaring bersebalahan di tempat tidur kontrakanku, saya tertidur di sampingnya.
“Bagaimana Bert ?” tanyanya.
“Enakk buu, kalau ibu mau nambah nanti kita liat kondisi kontrakan ku dulu ya Bu.”
Kemudian kami cepat berberes-beres agar tak ada kecurigaan, dan semenjak kejadian itu saya jadi tambah dekat dan sering melakukan seks dengan ibu yuli di kontrakanku ketika teman-teman sedang tidak ada di kontrakan. Dan sekarang Ibu Yuli menjadi pacar gelapku..