SempakBERENDA - Cerita Seks Gadis Desa Bertubuh Seksi, ini berawal saat aku akan berangkat keluar kota demi sebuah tugas pekerjaan, dimana saat itu aku merasa benar-benar sial dimana kendataan yang kugunakan tiba-tiba rusak ditengah perjalanan tepatnya disebuah desa X, dan saat itu aku tidak tahu harus bagaimana cara menghubungi tukang service mobil sehingga dengan kesal ku susuri jalan ditengah terik matahari menuju sebuah rumah yang terparkir sebuah angkot tua, semoga saja pemiliknya bisa membantu perbaiki mobilku yang sedang rusak itu.
“Assalamu alaikum…..!” sapaku dengan wajah sedikit memelas didepan pintu rumah yang agak reot, maklum di kampung yang jauh dari kota.
“Wa alaikum salam…” terdengar jawaban seorang wanita namun belum nampak batang hidung yang punya suara. Mendengar suara itu kuberanikan diri sedikit melongo kedalam rumah itu……..Opss…..ternyata ada seorang wanita kira-kira berusia 25 tahunan yang baru selesai nyuci dibelakang rumahnya
Oh.. my God lumayan juga parasnya untuk wanita ukuran di kampung ini, dan tentunya yang membuatku terkesima buah dadanya yang indah tampak terbuka menggunakan sarung penutup tubuhnya itu.
Singkat cerita kunci roda tersebut berhasil saya pinjam dan bergegas kugunakan untuk mengecheck kerusakan dimobilku. Tentunya dengan alasan mengucapkan terima kasih , kami sempat berbincang dan berkenalan.
“ Maaf pak …. Rencananya mau kemana…? Tanya wanita itu .
“ Oh saya mau ke Kota X dalam rangka tugas kantor “ Jawabku.
“ Sebenarnya saya juga mau ke kota itu untuk menemui saudara yang katanya berdomisili disana , tapi alamatnya belum begitu jelas dan kebetulan Ayah saya tidak bisa mengantar karena kendaraan Angkotnya masih rusak “ Kata wanita itu diamini oleh Ayahnya yang baru bangun tidur dan ikut menemani kami berbincang-bincang.
Pucuk dicinta ulam tiba begitulah kata pepatah, dengan tanpa melewatkan kesempatan untuk dapat berlama-lama dengan wanita itu, apalagi dia akan berangkat sendiri tanpa Ayahnya, dengan alasan Ayahnya harus menyelesaikan perbaikan angkot yang masih rusak itu.
Sepanjang perjalanan kami ngobrol panjang lebar tentang segalanya dan akhirnya dapat kuketahui nama wanita itu adalah Cindy . Sampai kami tiba di kota tujuan.
“Mbak Cindy rencana mau nginap dimana ? kan hari sudah mulai gelap tentunya sulit mencari alamat saudaranya waktu begini “ tanyaku.
“ Entahlah mas soalnya saya tidak punya cukup uang jika harus menginap di penginapan” Jawab Cindy dengan sedikit kebingungan.
“Bagaimana jika kita menginap dulu di penginapan tempat saya menginap, esok hari baru kita sama-sama mencari alamat saudara mbak itu !” Tawarku kepada Cindy.
“Tapi mas apa tidak merepotkan ?” tanyanya dengan nada ragu tapi mau. Kujawab
“ Ya …enggak lah ….kan mbak Cindy sudah menolong saya jadi tidak ada salahnya kan jika saya membalas budi?….” Jawabku sembari dalam hati bersorak YES.
“ Ya deh mas …. Saya ikut mas aja !” Jawabnya pasrah.
Setiba di penginapan ternyata kamar yang tersedia tersisa 1 yang kosong yang lainnya sudah di booking tamu lainnya dan tidak bisa di ganggu gugat lagi soalnya sudah di bayar Full.
“ Aduh mbak kamarnya Cuma ada satu yang kosong, gimana nih……” Tanpa menunggu jawaban langsung kujawab sendiri dengan sedikit memaksa
“ Udahlah mbak…. Mbak tidur dikamar saya saja biar saya yang tidur di sofa “.
“ Tapi mas ……” jawabnya ragu, namun akhirnya seperti kebo di cucuk hidungnya ikut dibelakangku menuju kamar sambil mengangkat tas Cindy dan tasku sendiri.
Setelah masuk dalam kamar dan menyelesaikan segala urusan dengan room service yang mengantar ke ruangan yang ku pesan. Kami terdiam sejenak, dan Erni terduduk di sofa sambil memandangku bingung.
“ Silahkan mandi dulu mbak…… itu handuk bersih dan ini sabun cair dan shampoo saya yang bisa mbak pake , saya rapikan dulu perlengkapan saya, nanti selesai mandi kita cari makan malam di luar saja , karena penginapan ini tidak menyiapkan makan malam yang sesuai dengan selera saya “. Sambil menyodorkan perlengkapan mandiku ke Cindy untuk digunakan dan Cindy nurut aja apa yang ku sampaikan.
Setelah semuanya beres kami keluar penginapan mencari rumah makan yang biasa aku datangi jika berkunjung ke kota ini. Sambil makan kami banyak bercerita , Khususnya dengan cerita Cindy yang tinggal bersama Ayah dan adik-adiknya, Cukup sedih karena waktu cindy masih SMA dia sudah kehilangan ibunya.
Tibalah waktu kami kembali ke penginapan untuk istirahat, sesuai janjiku jika aku yang tidur di sofa sedangkan Cindy di tempat Tidur. Maklum deh Cindy masih menganut kebiasaan di kampung jika tidur harus menggunakan sarung dengan tidak memakai sehelai benangpun di badannya selain balutan sarung yang sudah agak kumal. Nampak jelas bentuk tubuh khususnya payudara yang kutaksir berukuran 36B , menyembul di balik sarung yang dikenakannya yang terlihat dikeremangan lampu tidur yang menyala dengan redup. Hal ini membuatku semakin gelisah menahan gejolak adikku yang dari tadi ingin berontak terus tanpa aturan yang jelas.
Rupanya Cindy melihat kegelisahanku dengan menyangka aku tersiksa jika harus tidur di sofa, padahal bukan itu penyebabnya, sehingga akhirnya dia pun bersuara.
“ Mas …. Nggak bisa tidur ya… sudah mas disini saja… toh tempat tidur ini masih cukup luas “. Tentunya ini kesempatan emas 24 karat yang tidak boleh aku sia-siakan, dengan sedikit jual mahal aku menjawab
“ ….Ya deh…. Memang agak kurang nyaman nih tidur di sofa, tapi mbak tidak keberatankan…”.
“ Nggak koq mas silahkan aja “ jawabnya.
Bergegaslah dengan langkah seorang kesatria Majapahit menuju ke empat tidur samping Cindy . Ternyata Cindy sempat melihat ada yang menyembul dengan keras di balik celana pendek yang memang tidak mengenakan celana dalam kebiasaanku jika tidur.
“ Ihh…. Mas ….itu apa yang berdiri dibalik celana mas….” Lugu Cindy bertanya.
“ Ahh… mbak koq liat aja, ini kan gara-gara mbak juga “. Jawabku sekenanya sambil dalam hati berkata TUNGGU TANGGAL MAINNYA.
Sejenak kita berdua terdiam dengan pikiran masing-masing. Selanjutnya aku mencoba menyentuh tangan Cindy , dan tidak ada penolakan dari Cindy yang membuatku semakin berani menarik tangannya dan memeluk dirinya dengan sikap yang sangat mesra.
“ Mas jangan panggil aku mbak ya… sebut aja Namaku “ Tiba-tiba Cindy bersuara,
” Oh ya…. “ jawabku. “ Maaf mas Cindy koq merasa nyaman dekat mas, sudah kayak suami istri.“ kata Cindy lagi,
“ Akupun begitu Cin…. , awal melihatmu ingin rasanya aku menikahimu langsung didepan ayahmu!” jawabku sedikit becanda."
sambil memeluk dari belakang dan mencium bekang telinga selanjutnya leher bagian belakangnya, yang tanpa penolakan bahkan terlihat Cindy begitu menikmati. Kuberanikan untuk mengelus kening selanjutnya turun ke dada dan terus meremasinya dengan halus terutama sekitar puting yang nampak kian mengeras.
Tidak ada jawaban atau kata yang keluar dari mulut Cindy selain desahan nafas yang semakin memburu tidak teratur, menandakan Cindy sudah mulai horny selanjutnya tanganku turun meraba perut dan terus menemukan rimbunan bulu-bulu tebal diantara dua lembah yang terasa mulai lembab selanjutnya mencair oleh lelehan air kenikmatan wanita yang sedang mendaki kearah puncak kenikmatan.
Tidak dinyana Cindy membalikkan badannya melepaskan sarung kumal yang melapisi tubuh mulusnya yang baru kali inilah terlihat dengan jelas, dibalik keluguan wanita desa ternyata menyimpan suatu kekuatan yang mampur memecahkan naluri lelaki yang menggeliat dengan panasnya.
“ Mas…… !!!!!!”. sambil meremas adikku yang sudah ditelanjangi oleh tangan halus Cindy seperti meremas jagung yang akan dirontokkan pipilnya.
” Cindy pengen nikah mas, pengen punya suami kyak mas………akhhh….akkhhhh !!!!!!”. Cindy semakin tidak dapat menguasai dirinya, apalagi saat kulumat habis puting teteknya yang kian mengeras.
Acara Ulang Tahun Pacarku yang BINAL
“ Okhh..okkhhhh……..mas …….nikmat……..akhhkk…….” Tak kuasa Cindy menahan erangannya.
Kita berdua sudah semakin larut dalam hasrat birahi yang bergelora dengan tubuh yang tak satu helai benangpun yang masih melekat , diterangi cahaya lampu tidur yang temaram. “ Cindy aku sudah nggak tahan lagi …..pengen ngentot memek kamu !” Keluar kata dari mulutku yang semakin kurang ajar, karena adikku sudah berada dalam kuluman mulut Cindy yang dengan ganasnya melalap habis sampai ke pangkal batang bahkan biji pelirku pun tak luput dari sedotannya.
Cindy rupanya mengerti dengan kata-kataku , maka dengan selangkangan terbuka dengan posisi WOT menelungkup memasukkan batang kontolku ke lubang memeknya secara perlahan tapi pasti , naik turun tidak beraturan ,
” Oh…. Mas nikkkkkmattttt……….!!!!!” Cindy mulai mengoceh kesetanan ,
“ Mas kontolmu enak sekali………..” tambah Cindy .
Akupun semakin keras memompa dan membanting tubuhnya ke kasur untuk merubah posisi dengan Doggy style, menggenjotnya dengan tetap meremas tetek Cindy ,
“ Mas aku cape…………” keluh Cindy , Kubalikkan tubuhnya dengan posisi MOT sebagai posisi pamungkas karena kontolku sudah mulai terasa berdenyut keras,
“ Ohkkhhh…..mas aku nggak tahan …….akh..!!!!” Cindy mengoceh dengan lemahnya, sementara remasan memeknya semakin memelintir batang kontolku ,
“ Oh….Cindy tahan sebentar lagi aku juga mau keluar….” Pintaku kepada Cindy seembari meninggikan RPM genjotan kontolku di memek Cindy . Dan tiba-tiba..
“AKHH……………!!!!” Teriak Cindy bersamaan dengan itu akupun tak dapat lagi menahan semburan sperma kontolku kedalam memek Cindy sambil tetap mengisap putting tetek Cindy yang kian mengeras.
Kita berdua tidak dapat menggambarkan apa yang terjadi tadi yang jelas aku dan Cindy sudah tidak bertenaga lagi untuk bergerak dan tetap membiarkan tubuhku tengkurap di atas tubuh Cindy dengan kontol yang masih tertancap di memek Cindy .
Semenit kemudian aku berangsur tertidur di samping tubuh bugil Cindy si wanita desa dengan ceceran air memek Cindy dan sperma kontolku yang membasahi tubuh dan sperei tempat tidur yang bercampur keringat kami berdua.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 03.30 aku terbangun , dan mendapatkan Cindy masih tertidur dengan ceceran sperma dan air memek yang mulai mongering di badan kita berdua dan sprei tempat tidur , kubangunkan Cindy dan kuajak untuk bersih-bersih di kamar mandi.
“ Mas …… maafin Cindy ya, koq Cindy malah mengajak mas bercinta..” Kata Cindy menyesal namun masih menyimpan hasrat terpendam.
“ Nggak apa koq er… aku juga senang dengan apa yang telah kita perbuat, habis kamu seksi sih bikin aku nafsu aja” kata ku nakal menggoda, sembari menyandarkan badannya ke dadaku.
“ Akh….mas ini bikin malu aja..” sambil mencubit perutku.
“ Jujur deh mas Cindy baru kali ini merasakan bercinta yang betul-betul membuat Cindy serasa terbang kea wan” sambung Cindy .
Sambil mengelus kontolku yang mengecil tapi mulai nampak tanda-tanda akan bangun lagi.
“Mas… boleh nggak Cindy minta lagi..” Pinta Cindy . WHY NOT pikirku, tapi gengsi dong kalo aku langsung mengiyakan.
“ Gimana ya….. tapi aku sudah cape nih “ jawabku untuk memancing pelayanan yang lebih ekstra tentunya,
“ Trus gimana dong mas ? “ Cindy benar-benar sudah memelas ,
“ Cindy mesti tau dong apa yang ku mau ! “ Jawabku sekali lagi.
Tanpa ba bi bu Cindy langsung mengulum kontolku dengan ganasnya dan tanganku tidak melewatkan untuk mengobok-obok tetek Cindy yang mulai mengeras juga, rupanya tak puas kontolku diisep, ia menggigit halus putting susuku yang membuat diriku terawang-awang ke langit tujuh.
“ Cindy kita pindah ke sofa aja yuk !” sembari bangkit dari tempat tidur dan menuju sofa, gentian Cindy yang ku mandiin kucing dari ujung kaki sampai kuduknya.
“ Ahkk…. Mas terus mas …..” erang Cindy .
Cindy benar-benar sudah tidak bisa menguasai dirinya sampai teriak-teriak sehingga harus dengan cepat kubekap mulutnya agar tidak mengganggu tamu lainnya di penginapan itu.
“ masssss.. cepat entot aku mas sudah tidak tahan nih…..” suara lirih Cindy memintaku agar menusuk kontol ke memeknya. Blassss………… “ Akhhh………..” lirih Cindy sekali lagi.
Entah apa karena suasana malam itu yang semakin sepi atau memang setan sudah begitu dominant menguasai otak kami berdua, langsung aja dengan posisi Cindy yang nungging di sofa ku benamkan batang kontol ini yang juga sudah ingin mengakhiri permainan dashyat ini, kugenjot berulang-ulang kedalam lubang memek Cindy dan terakhir tersemburlah cairan maniku yang sudah encer akibat terlalu banyak yang dikeluarkan untuk memuaskan hasrat kami berdua
“ Ohhhh… Cindy …….” Bersamaan dengan orgasmenya Cindy , yang membuat lututku semakin tak kuasa menahan lemasnya dan mengantarkan kami untuk terduduk lemas sejenak di sofa.
Akhirnya kami bersih-bersih dikamar mandi dan tertidur sampai pagi harinya.
“ Mas kapan kita bisa ketemu lagi ?” Tanya Cindy .
AGEN BANDARQ ONLINE TERBAIK PKV GAMES
Singkat cerita keesokan harinya aku mengantarkan Cindy menemui alamat saudaranya dan sebelumnya mampir di toko hp untuk membelikan Cindy HP yang dapat aku gunakan bila ingin menemui Cindy . Kisah ini berlanjut ditempat yang lain dan kesempatan yang lain , tentunya tanpa sepengetahuan Ayah Cindy
“Assalamu alaikum…..!” sapaku dengan wajah sedikit memelas didepan pintu rumah yang agak reot, maklum di kampung yang jauh dari kota.
“Wa alaikum salam…” terdengar jawaban seorang wanita namun belum nampak batang hidung yang punya suara. Mendengar suara itu kuberanikan diri sedikit melongo kedalam rumah itu……..Opss…..ternyata ada seorang wanita kira-kira berusia 25 tahunan yang baru selesai nyuci dibelakang rumahnya
Oh.. my God lumayan juga parasnya untuk wanita ukuran di kampung ini, dan tentunya yang membuatku terkesima buah dadanya yang indah tampak terbuka menggunakan sarung penutup tubuhnya itu.
Singkat cerita kunci roda tersebut berhasil saya pinjam dan bergegas kugunakan untuk mengecheck kerusakan dimobilku. Tentunya dengan alasan mengucapkan terima kasih , kami sempat berbincang dan berkenalan.
“ Maaf pak …. Rencananya mau kemana…? Tanya wanita itu .
“ Oh saya mau ke Kota X dalam rangka tugas kantor “ Jawabku.
“ Sebenarnya saya juga mau ke kota itu untuk menemui saudara yang katanya berdomisili disana , tapi alamatnya belum begitu jelas dan kebetulan Ayah saya tidak bisa mengantar karena kendaraan Angkotnya masih rusak “ Kata wanita itu diamini oleh Ayahnya yang baru bangun tidur dan ikut menemani kami berbincang-bincang.
Pucuk dicinta ulam tiba begitulah kata pepatah, dengan tanpa melewatkan kesempatan untuk dapat berlama-lama dengan wanita itu, apalagi dia akan berangkat sendiri tanpa Ayahnya, dengan alasan Ayahnya harus menyelesaikan perbaikan angkot yang masih rusak itu.
Sepanjang perjalanan kami ngobrol panjang lebar tentang segalanya dan akhirnya dapat kuketahui nama wanita itu adalah Cindy . Sampai kami tiba di kota tujuan.
“Mbak Cindy rencana mau nginap dimana ? kan hari sudah mulai gelap tentunya sulit mencari alamat saudaranya waktu begini “ tanyaku.
“ Entahlah mas soalnya saya tidak punya cukup uang jika harus menginap di penginapan” Jawab Cindy dengan sedikit kebingungan.
“Bagaimana jika kita menginap dulu di penginapan tempat saya menginap, esok hari baru kita sama-sama mencari alamat saudara mbak itu !” Tawarku kepada Cindy.
“Tapi mas apa tidak merepotkan ?” tanyanya dengan nada ragu tapi mau. Kujawab
“ Ya …enggak lah ….kan mbak Cindy sudah menolong saya jadi tidak ada salahnya kan jika saya membalas budi?….” Jawabku sembari dalam hati bersorak YES.
“ Ya deh mas …. Saya ikut mas aja !” Jawabnya pasrah.
Setiba di penginapan ternyata kamar yang tersedia tersisa 1 yang kosong yang lainnya sudah di booking tamu lainnya dan tidak bisa di ganggu gugat lagi soalnya sudah di bayar Full.
“ Aduh mbak kamarnya Cuma ada satu yang kosong, gimana nih……” Tanpa menunggu jawaban langsung kujawab sendiri dengan sedikit memaksa
“ Udahlah mbak…. Mbak tidur dikamar saya saja biar saya yang tidur di sofa “.
“ Tapi mas ……” jawabnya ragu, namun akhirnya seperti kebo di cucuk hidungnya ikut dibelakangku menuju kamar sambil mengangkat tas Cindy dan tasku sendiri.
Setelah masuk dalam kamar dan menyelesaikan segala urusan dengan room service yang mengantar ke ruangan yang ku pesan. Kami terdiam sejenak, dan Erni terduduk di sofa sambil memandangku bingung.
“ Silahkan mandi dulu mbak…… itu handuk bersih dan ini sabun cair dan shampoo saya yang bisa mbak pake , saya rapikan dulu perlengkapan saya, nanti selesai mandi kita cari makan malam di luar saja , karena penginapan ini tidak menyiapkan makan malam yang sesuai dengan selera saya “. Sambil menyodorkan perlengkapan mandiku ke Cindy untuk digunakan dan Cindy nurut aja apa yang ku sampaikan.
Setelah semuanya beres kami keluar penginapan mencari rumah makan yang biasa aku datangi jika berkunjung ke kota ini. Sambil makan kami banyak bercerita , Khususnya dengan cerita Cindy yang tinggal bersama Ayah dan adik-adiknya, Cukup sedih karena waktu cindy masih SMA dia sudah kehilangan ibunya.
Tibalah waktu kami kembali ke penginapan untuk istirahat, sesuai janjiku jika aku yang tidur di sofa sedangkan Cindy di tempat Tidur. Maklum deh Cindy masih menganut kebiasaan di kampung jika tidur harus menggunakan sarung dengan tidak memakai sehelai benangpun di badannya selain balutan sarung yang sudah agak kumal. Nampak jelas bentuk tubuh khususnya payudara yang kutaksir berukuran 36B , menyembul di balik sarung yang dikenakannya yang terlihat dikeremangan lampu tidur yang menyala dengan redup. Hal ini membuatku semakin gelisah menahan gejolak adikku yang dari tadi ingin berontak terus tanpa aturan yang jelas.
Rupanya Cindy melihat kegelisahanku dengan menyangka aku tersiksa jika harus tidur di sofa, padahal bukan itu penyebabnya, sehingga akhirnya dia pun bersuara.
“ Mas …. Nggak bisa tidur ya… sudah mas disini saja… toh tempat tidur ini masih cukup luas “. Tentunya ini kesempatan emas 24 karat yang tidak boleh aku sia-siakan, dengan sedikit jual mahal aku menjawab
“ ….Ya deh…. Memang agak kurang nyaman nih tidur di sofa, tapi mbak tidak keberatankan…”.
“ Nggak koq mas silahkan aja “ jawabnya.
Bergegaslah dengan langkah seorang kesatria Majapahit menuju ke empat tidur samping Cindy . Ternyata Cindy sempat melihat ada yang menyembul dengan keras di balik celana pendek yang memang tidak mengenakan celana dalam kebiasaanku jika tidur.
“ Ihh…. Mas ….itu apa yang berdiri dibalik celana mas….” Lugu Cindy bertanya.
“ Ahh… mbak koq liat aja, ini kan gara-gara mbak juga “. Jawabku sekenanya sambil dalam hati berkata TUNGGU TANGGAL MAINNYA.
Sejenak kita berdua terdiam dengan pikiran masing-masing. Selanjutnya aku mencoba menyentuh tangan Cindy , dan tidak ada penolakan dari Cindy yang membuatku semakin berani menarik tangannya dan memeluk dirinya dengan sikap yang sangat mesra.
“ Mas jangan panggil aku mbak ya… sebut aja Namaku “ Tiba-tiba Cindy bersuara,
” Oh ya…. “ jawabku. “ Maaf mas Cindy koq merasa nyaman dekat mas, sudah kayak suami istri.“ kata Cindy lagi,
“ Akupun begitu Cin…. , awal melihatmu ingin rasanya aku menikahimu langsung didepan ayahmu!” jawabku sedikit becanda."
sambil memeluk dari belakang dan mencium bekang telinga selanjutnya leher bagian belakangnya, yang tanpa penolakan bahkan terlihat Cindy begitu menikmati. Kuberanikan untuk mengelus kening selanjutnya turun ke dada dan terus meremasinya dengan halus terutama sekitar puting yang nampak kian mengeras.
Tidak ada jawaban atau kata yang keluar dari mulut Cindy selain desahan nafas yang semakin memburu tidak teratur, menandakan Cindy sudah mulai horny selanjutnya tanganku turun meraba perut dan terus menemukan rimbunan bulu-bulu tebal diantara dua lembah yang terasa mulai lembab selanjutnya mencair oleh lelehan air kenikmatan wanita yang sedang mendaki kearah puncak kenikmatan.
Tidak dinyana Cindy membalikkan badannya melepaskan sarung kumal yang melapisi tubuh mulusnya yang baru kali inilah terlihat dengan jelas, dibalik keluguan wanita desa ternyata menyimpan suatu kekuatan yang mampur memecahkan naluri lelaki yang menggeliat dengan panasnya.
“ Mas…… !!!!!!”. sambil meremas adikku yang sudah ditelanjangi oleh tangan halus Cindy seperti meremas jagung yang akan dirontokkan pipilnya.
” Cindy pengen nikah mas, pengen punya suami kyak mas………akhhh….akkhhhh !!!!!!”. Cindy semakin tidak dapat menguasai dirinya, apalagi saat kulumat habis puting teteknya yang kian mengeras.
Acara Ulang Tahun Pacarku yang BINAL
“ Okhh..okkhhhh……..mas …….nikmat……..akhhkk…….” Tak kuasa Cindy menahan erangannya.
Kita berdua sudah semakin larut dalam hasrat birahi yang bergelora dengan tubuh yang tak satu helai benangpun yang masih melekat , diterangi cahaya lampu tidur yang temaram. “ Cindy aku sudah nggak tahan lagi …..pengen ngentot memek kamu !” Keluar kata dari mulutku yang semakin kurang ajar, karena adikku sudah berada dalam kuluman mulut Cindy yang dengan ganasnya melalap habis sampai ke pangkal batang bahkan biji pelirku pun tak luput dari sedotannya.
Cindy rupanya mengerti dengan kata-kataku , maka dengan selangkangan terbuka dengan posisi WOT menelungkup memasukkan batang kontolku ke lubang memeknya secara perlahan tapi pasti , naik turun tidak beraturan ,
” Oh…. Mas nikkkkkmattttt……….!!!!!” Cindy mulai mengoceh kesetanan ,
“ Mas kontolmu enak sekali………..” tambah Cindy .
Akupun semakin keras memompa dan membanting tubuhnya ke kasur untuk merubah posisi dengan Doggy style, menggenjotnya dengan tetap meremas tetek Cindy ,
“ Mas aku cape…………” keluh Cindy , Kubalikkan tubuhnya dengan posisi MOT sebagai posisi pamungkas karena kontolku sudah mulai terasa berdenyut keras,
“ Ohkkhhh…..mas aku nggak tahan …….akh..!!!!” Cindy mengoceh dengan lemahnya, sementara remasan memeknya semakin memelintir batang kontolku ,
“ Oh….Cindy tahan sebentar lagi aku juga mau keluar….” Pintaku kepada Cindy seembari meninggikan RPM genjotan kontolku di memek Cindy . Dan tiba-tiba..
“AKHH……………!!!!” Teriak Cindy bersamaan dengan itu akupun tak dapat lagi menahan semburan sperma kontolku kedalam memek Cindy sambil tetap mengisap putting tetek Cindy yang kian mengeras.
Kita berdua tidak dapat menggambarkan apa yang terjadi tadi yang jelas aku dan Cindy sudah tidak bertenaga lagi untuk bergerak dan tetap membiarkan tubuhku tengkurap di atas tubuh Cindy dengan kontol yang masih tertancap di memek Cindy .
Semenit kemudian aku berangsur tertidur di samping tubuh bugil Cindy si wanita desa dengan ceceran air memek Cindy dan sperma kontolku yang membasahi tubuh dan sperei tempat tidur yang bercampur keringat kami berdua.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 03.30 aku terbangun , dan mendapatkan Cindy masih tertidur dengan ceceran sperma dan air memek yang mulai mongering di badan kita berdua dan sprei tempat tidur , kubangunkan Cindy dan kuajak untuk bersih-bersih di kamar mandi.
“ Mas …… maafin Cindy ya, koq Cindy malah mengajak mas bercinta..” Kata Cindy menyesal namun masih menyimpan hasrat terpendam.
“ Nggak apa koq er… aku juga senang dengan apa yang telah kita perbuat, habis kamu seksi sih bikin aku nafsu aja” kata ku nakal menggoda, sembari menyandarkan badannya ke dadaku.
“ Akh….mas ini bikin malu aja..” sambil mencubit perutku.
“ Jujur deh mas Cindy baru kali ini merasakan bercinta yang betul-betul membuat Cindy serasa terbang kea wan” sambung Cindy .
Sambil mengelus kontolku yang mengecil tapi mulai nampak tanda-tanda akan bangun lagi.
“Mas… boleh nggak Cindy minta lagi..” Pinta Cindy . WHY NOT pikirku, tapi gengsi dong kalo aku langsung mengiyakan.
“ Gimana ya….. tapi aku sudah cape nih “ jawabku untuk memancing pelayanan yang lebih ekstra tentunya,
“ Trus gimana dong mas ? “ Cindy benar-benar sudah memelas ,
“ Cindy mesti tau dong apa yang ku mau ! “ Jawabku sekali lagi.
Tanpa ba bi bu Cindy langsung mengulum kontolku dengan ganasnya dan tanganku tidak melewatkan untuk mengobok-obok tetek Cindy yang mulai mengeras juga, rupanya tak puas kontolku diisep, ia menggigit halus putting susuku yang membuat diriku terawang-awang ke langit tujuh.
“ Cindy kita pindah ke sofa aja yuk !” sembari bangkit dari tempat tidur dan menuju sofa, gentian Cindy yang ku mandiin kucing dari ujung kaki sampai kuduknya.
“ Ahkk…. Mas terus mas …..” erang Cindy .
Cindy benar-benar sudah tidak bisa menguasai dirinya sampai teriak-teriak sehingga harus dengan cepat kubekap mulutnya agar tidak mengganggu tamu lainnya di penginapan itu.
“ masssss.. cepat entot aku mas sudah tidak tahan nih…..” suara lirih Cindy memintaku agar menusuk kontol ke memeknya. Blassss………… “ Akhhh………..” lirih Cindy sekali lagi.
Entah apa karena suasana malam itu yang semakin sepi atau memang setan sudah begitu dominant menguasai otak kami berdua, langsung aja dengan posisi Cindy yang nungging di sofa ku benamkan batang kontol ini yang juga sudah ingin mengakhiri permainan dashyat ini, kugenjot berulang-ulang kedalam lubang memek Cindy dan terakhir tersemburlah cairan maniku yang sudah encer akibat terlalu banyak yang dikeluarkan untuk memuaskan hasrat kami berdua
“ Ohhhh… Cindy …….” Bersamaan dengan orgasmenya Cindy , yang membuat lututku semakin tak kuasa menahan lemasnya dan mengantarkan kami untuk terduduk lemas sejenak di sofa.
Akhirnya kami bersih-bersih dikamar mandi dan tertidur sampai pagi harinya.
“ Mas kapan kita bisa ketemu lagi ?” Tanya Cindy .
AGEN BANDARQ ONLINE TERBAIK PKV GAMES
Singkat cerita keesokan harinya aku mengantarkan Cindy menemui alamat saudaranya dan sebelumnya mampir di toko hp untuk membelikan Cindy HP yang dapat aku gunakan bila ingin menemui Cindy . Kisah ini berlanjut ditempat yang lain dan kesempatan yang lain , tentunya tanpa sepengetahuan Ayah Cindy