SempakBERENDA - Kucicipi 2 Mem*k sekaligus Pembantu dirumahku. Cerita ini berawal dari kisahku ketika sering ditinggal oleh istriku demi bisnisnya keluar kota. Aku dan istriku sudah menikah lebih dari 4tahun namun belum punya anak, dan kebetulan pembantuku memiliki seorang anak yang baru taman sekolah dari kampung dan ngikut kerja dengan ibunya dirumah kami.
Karena kami sudah cukup lama dan ingin rasanya memiliki anak maka kami membuat anak pembantu kami itu seperti anak kandung kami sendiri
Namanya adalah Evi umurnya sekitaran 20 Tahun, Baru tamat sekolah dari kampungnya namun tidak bisa melanjutkan kuliah karena masalah ekonomi.
Karena aku dan istriku menganggap Evi sudah seperti anak kandung sendiri, jadi kami ingin melanjutkan Evi ke perguruan tinggi karena dia adalah anak yang cukup pandai dan rajin. " ku lihat wajah nya bahagia "
"Terima kasih Pak, Evi senang sekali bisa meneruskan sekolah, terima kasih Pak, Bu".
"Ya, tapi kamu harus rajin belajar, dan kalau sudah pulang Kuliah kamu harus bantu ibumu", kata istriku sambil berpelukan dengan Evi , kulihat di wajah ibunya Evi pun terlihat keceriaan.
Enam bulan berlalu sejak Evi dan Ibunya bekerja di rumah kami, aku berbuat mesum dengan Evi sewaktu istriku pergi keluar kota untuk urusan bisnis nya.. Hari itu Hari Sabtu, malamnya istriku ke sebuah kota dengan kereta api, karena Sabtu kantor libur sementara Evi sedang sekolah, aku melihat Evi yang sedang berdiri di dapur membelakangi aku yang sedang masuk dapur selesai mencuci mobil.
Aku tertegun melihat tubuh Evi yang mengunakan baju terusan warna hijau muda agak tipis sehingga terbayanglah tali BH dan celana dalam yang keduanya berwarna hitam menutupi bagian vitalnya. Pantatnya yang padat dan seksi serta betisnya yang terbungkus kulit putih dan mulus bentuknya seperti bunting padi, membuat aku merasa tersedak seakan-akan ludahku tidak bisa tertelan karena membayangi tubuh Evi yang indah itu.
Tiba-tiba Evi berbalik dan kaget melihatku yang baru saja membayanginya.
"Eh.. Bapak, ngagetin saya aja".
"Eh.. Ros boleh saya duduk, saya mau tau kenapa kamu kamu mau untuk ikut kerja bersama mu?".
"Eng.. gimana yach.. saya malu Pak, tapi bolehlah...".
Akhirnya aku duduk di meja makan sementara Ros ibu kandungnya Evi lalu menceritakan sejarah hidupnya sambil terus bekerja mempersiapkan makan siang untukku. Akhirnya aku baru tahu kalau Ros itu menikah di usia 15 tahun dan setahun kemudian dia melahirkan Evi dan dia bercerai 2 tahun yang lalu karena suaminya yang suka mabuk, judi, main perempuan dan suka memukulinya. Aku tertegun mendengar ceritanya sementara Ros seakan mau menangis membayangi jalan hidupnya kulihat itu di matanya sewaktu dia bercerita. Karena rasa kasihanku kurangkul tubuh Ros.
"Sudah, Ros .. jangan nangis.. sekarang kamu sudah bisa hidup tenangan di sini bersama anakmu, lupakan masa lalumu yah.. saya minta maaf kalau membuat kamu harus mengingat lagi".
"Iya.. Pak.. saya dan Evi.. berterima kasih sekali.. Bapak dan Ibu baik.. pada kami".
"Ya.. sudah.. sudah.. jangan nangis terus.. nanti Evi pulang.. kamu malu deh.. kalau lagi nangis".
Ros menangis dalam rangkulanku, air matanya membasahi Kaos ku tapi tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang lain karena kedua payudaranya menyentuh dadaku yang membuat gejolak nafsuku meningkat. Tanpa sengaja bibir mungilnya kucium lembut dengan bibirku yang membuat dirinya gelagapan.
"Aaahh.. Bapak!".
Tapi kemudian dia membalas kecupanku dengan lembut sekali diikuti lidahnya memainkan lidahku yang membuat aku makin berani.
"Pak.. sshh..".
"Kenapa.. Ros ..?".
"Tidak.. Pak.. aahh.. tidak apa-apa".
Kuangkat roknya dan aku meraba pantatnya yang padat lalu kutarik ke bawah celana dalam warna hitam miliknya sampai dengkul, pahanya kuraba dengan lembut sampai vaginanya tersentuh. Ros mulai bergelinjang, dia membalas dengan agresif leher dan pipiku diciuminya. Kumainkan jariku pada vaginanya, kutusuk vaginanya dengan jari tengah dan telunjukku hingga agak basah.
"Aahh.. Pak, enak sekali..".
"Ros .. kalau kita lanjutkan di kamar yuk!".
"Saya sih mau aja Pak, tapi kalau nanti Ibu tahu gimana?".
"Ah, ibu khan lagi pergi, lagi pulangnya kan masih lama ".
Kutarik Ros ke kamarku, sampai di kamar kututup pintu dan langsung kusuruh Ros untuk menanggalkan pakaiannya. Ros langsung menuruti keinginanku, seluruh pakaiannya ditanggalkan hingga dia bugil. Yang membuat aku heran saat melihat tubuh Ros.
Ros dengan tinggi sekitar 167 cm memiliki payudara yang kencang dan montok dibungkus kulit yang putih bersih, pinggul Ros agak kurus tapi pantatnya yang agak besar dan padat dan vaginanya yang ditutupi bulu halus agak lebat membuat aku seakan tidak bisa menelan ludahku. Tubuhnya Ros terlihat sempurna dimata ku.
"Bapak, baju Bapak juga dilepas dong, jangan bengong melihat tubuh saya".
"Ros , Tubuhmu bagus sekali, lebih indah dari tubuhnya istri bapak..".
"Ah, masa sih Pak?".
"Iya Ros, tahu gitu kamu saja yang jadi istri bapak deh".
"Ah Bapak bisa aja nih, tapi kalau Ros jadi Ibu, mau kok jadi ibu ke dua" jawab ros sambil tersenyum."
Aku langsung membuka seluruh pakaianku dengan Kont*l kemaluanku langsung menegang keras dan panjang. Kuhampiri Ros langsung kucium bibirnya, lalu memeluk nya, tangan mungil Ros menyentuh batang kemaluanku lalu dikocoknya, liang vaginanya kusentuh dan kutusuk dengan jariku, kami bergelinjang bersamaan. Kami sambil tidur berduaan dikasur.
"Ros, Mau nggak isap Kont*l saya, lalu saya jilatin vaginamu".
Ros hanya mengangguk lalu kami tiduran dengan posisi 69. Batang Kont*l ku sudah disentuh oleh tangannya lalu dijilat, dan dikulum sambil disedot dan dikocoknya berkali-kali. lobang me*mek nya juga kujilati dengan lembutnya, vaginanya ku masukin jariku, sementara sambil aku jilat jariku yang bekas lobang vaginanya.
Hampir 10 menit lamanya ketika keluar cairan putih kental dari lubang vagina nya langsung kutelan jilatin kembali.
"Aaakkhh.. aakkhh..", rintih Ros sambil menikmatinya.
Tapi lima menit kemudian giliranku yang kelojotan karena keluarlah cairan dari batang kemaluanku membasahi muka Evi tapi dengan sigap dia langsung menelannya hingga habis dan batangku dibersihkan denganlidahnya.
Setelah itu, aku merubah posisi yang sedang terbaring sedangkan Ros kusuruh naik dan jongkok di selangkanganku. Lalu tangannya menggapai batang kemaluanku diarahkannya ke lobang Vaginanya. Tapi karena liang vagina Ros yang sudah lama tidak dimasukan sesuatu jadi agak sempit sehingga aku bantu dengan beberapa kali sodokkan, baru vagina itu tertembus batang kemaluanku.
"Blleess.. jlebb.. jlebb..".
Kulihat Ros agak menahan nafas karena batangku yang besar dan panjang telah menembus vaginanya.
"Heekkh.. heekkhh.. punya Bapak gede banget sih Pak
" Tapi Ros suka kan dengan genjotan Bapak? "kataku."
Tubuh Ros dinaik-turunkan dan sesekali berputar, sewaktu berputar aku merasakan kenikmatan yang luar biasa.
"Ros, vaginamu enak sekali, batangku kayak disedot oleh vaginamu, terus terang Bapak baru kali ini merasakannya, Ros enak sekali".
Setengah jam kemudian, aku merubah posisi dengan batang kemaluanku masih di dalam vagina Ros , aku duduk dan kuangkat tubuhnya lalu kubaringkan tubuhnya di sisi tempat tidur dengan kaki Ros menggantung, kutindih tubuhnya sehingga membuat sodokan batangku jadi lebih terasa ke dalam lagi masuk vaginanya.
"Aakkhh.. aakkhh, iya Pak enakan gaya gini".
Payudaranya yang mancung dan puting yang agak kecoklatan sudah kucium, kuremas dan kusedot-sedot. 15 menit kemudian kami ganti posisi lagi, kali ini kami berposisi doggie style, lobang vaginanya kusodok oleh batang kemaluanku dari belakang, Ros menungging aku berdiri. Kuhentak batanganku masuk lebih dalam lagi ke vagina Ros yang hampir 15 menit kemudian Evi menjerit.
"Akhh.. arghh.. sshh.. sshh.. Pak, Ros udah keluar nih.. akhh.. sshh..".
Keluarlah cairan dari vagina Ros yang membasahi dinding vaginanya dan batang kemaluanku yang masih terbenam di dalamnya sehingga vagina itu agak licin, tetapi tetap kusodok lebih keras lagi hingga 10 menit kemudian aku pun berasa ingin menembakkan cairan dari kemaluanku.
"Ros.. saya juga mau keluar nih, saya nggak tahan nich..".
"Pak.. tolong keluarin di dalam saja yach.. saya mau cobain kehangatan cairan Bapak, dan saya kan siap jadi ibu ke dua".
"Crroott.. croott.. crroott..".
Keluarlah cairanku didalam Vagina nya ros , karena banyaknya cairanku hingga luber dan menetes ke paha Ros . Lalu kulepaskan batangku dari vaginanya dan kami langsung terbaring lemas tak berdaya di tempat tidurku.
Lima menit kemudian yang sebenarnya kami ingin istirahat, aku mendengar suara dari luar kamar tidurku kami tersentak kaget. Setelah berpakaian kusuruh Ros keluar kamarku yang rupanya Evi ada di ruang makan, ia mencari-cari ibunya setelah pulang dari sekolah.
Malam harinya setelah Evi tertidur, Ros kembali masuk kamarku untuk bermain lagi denganku.Keesokan harinya, setelah aku terbangun kira-kira jam 8:00, aku keluar kamar, aku mencari Ros , tapi yang aku temukan hanya Evi yang sedang menonton TV. Rupanya aku baru ingat kalau setiap Minggu pagi Ros pergi berbelanja ke pasar. Setelah mandi kutemani Evi yang lagi duduk di karpet sambil nonton TV, sedangkan aku duduk di sofa.
"Evi.. gimana sekolah kamu..?".
"Baik.. Pak, bulan depan mau ulangan umum".
"Mmm, ya sudah kamu belajar yang rajin yah, biar Ibu kamu bangga".
"Pak, Evi boleh tanya sesuatu?".
"Iya, kenapa ..?".
"Kemarin ketika Evi pulang sekolah, Evi kan cari ibu, pas buka kamar Bapak, Evi melihat Bapak dan ibu lagi telanjang terus Evi lihat kalau Ibu Ros ditusuk dari belakang oleh Bapak, ada sesuatu punya Bapak yang masuk ke badan ibu Evi, maaf yach Pak, Evi lancang. Mama Evi lagi diapain sih sama Bapak?".
"Hah, jadi kamu sempat melihat ibumu telanjang".
"Iya Pak, tapi kok Mama Evi kayaknya keenakan ya. Evi jadi kepingin dech Pak kayak ibu Ros".
"Kamu serius, kamu mau?".
"Iya Pak..".
Kulihat Evi tersipu malu menjawab pertanyaan dariku, sementara rok Evo tersingkap sewaktu duduknya bergeser sehingga pahanya yang putih mulus terlihat oleh mataku yang membuatku langsung terangsang. Kusuruh Evi duduk dipangkuanku. "Evi, sini kamu duduk di pangkuan Bapak.."
Ketika dia berdiri menujuku, aku membuka resleting celanaku dan kuturunkan celana dalamku lalu aku keluarkan batang kemaluanku yang sudah menegang, sebelum Evi duduk di pangkuanku, celana dalamnya yang putih kuturunkan sehingga vagina mungil putih bersih milikgadis 19 tahun ini ada di hadapanku, menyerbakan aroma wangi dari vaginanya yang ditutupi bulu-bulu halus dan langsung kujilat dengan lembutnya. Evi memegang kepalaku dan tubuhnya menggeliat.
"Aahh.. sshh.. enak.. Pak.. enak..aaahhhH...".
Vagina Evi yang masih muda itu terus kujilati karena rasanya manis-manis asin. Evi pun makin menggelinjang, kira-kira 15 menit kemudian Evi mulai kejang-kejang dan basahlah vagina itu oleh cairan putih kental yang mengalir dari dalamnya, cairan itu sambil kujilatin...
"Arghh.. arghh.. Pak.. ada yang keluar nih dari tempat pipis ku.. eugh.. eugh..".
Tubuh Evi langsung lemas tak berdaya, cepat-cepat kupangku. Batang kemaluanku yang mengeras kutempelkan pada vaginanya yang basah.
Tubuhnya kuarahkan menghadapku, kemeja yang dikenakan Evi kulepas sehingga dia hanya mengenakan baju dalam yang tipis, payudara Evi yang baru tumbuh terbayang di balik baju dalamnya, segera kulepaskan sehingga di mukaku terpampang payudara yang baru mekar ditutupi kulit yang putih bersih dengan dihiasi puting agak kemerahan, langsung kulahap dengan mulutku, kujilat, kugigit dan kuhisap membuat payudara itu makin mekar dan putingnya mengeras.
Sementara Evi masih tertidur lemas, batang kemaluanku yang sudah menempel di vagina nya yang masih sempit kusodok-sodokkan agar masuk, karena vagina itu masih sempit. kumasukkan dua jariku untuk membuka vagina itu, kuputar kedua jariku sehingga vagina itu agak melebar dan sedikit basah.
Setelah itu kucoba lagi dengan batang kemaluanku, kusodok masuk batanganku ke vagina nya yang memang masih sempit juga walau sudah dibantu dengan jariku. Akhirnya setelah 20 kali kutekan, masuklah Kepala kont*l ku kedalam Vaginanya . Evi mulai tersadar ketika batanganku menyodokvaginanya, dia pun menjerit kesakitan.
"Aawww.. aawww.. sshh.. sshh.. aawww.. sakit.. Pak.. lobang Evi .. sakit awww.. aawww.".
"Sabar sayang nanti juga enak.. sayang.. tahan ya.. sakitnya.. sebentar lagi..".
Kupeluk tubuh Evi dan menenangkannya dari rasa sakit pada vaginanya yang robek oleh batang kemaluan milikku yang memang super besar.
Sodokkanku pada vagina Evi kupelankan untuk mencegah rasa sakitnya dan 10 menit kemudian Ros merasakan kenikmatan.
"Ahh.. ahh.. arghh.. arghh.. Pak.. sekarang tidak sakit lagi.. sekarang jadi enak.. aahh.. aahh.".
Hampir setengah jam kemudian tiba-tiba Ros mengeluarkan cairan dari dalam vaginanya berikut tetesan darah dan langsung tubuh Evi lemas lagi dan pingsan. Aku menyadari bahwa aku telah membobol keperawanan nya.
"Arrgghh.. Pak.. Evi.. lemmaass.".
Aku agak kaget juga melihat keadaan Evi yang secara tidak sengaja kubobol keperawanannya tapi karena sudah tanggung terus kugenjot batanganku ke vagina Evi yang sudah berdarah dan 10 menit kemudian keluarlah cairan dari dalam kemaluanku dengan derasnya memasuki liang vagina Evi hingga meluber ke pahaku.
"Crroot.. crroott..".
"Ssshh.. sshh.. aahh.. nikmatnya.. vagina.. gadis ini.".
Langsung kucabut batang kemaluanku dari vagina Evi dan kubaringkan dia yang sedang lemas di Sofa. Sisa cairan yang masih melekat di vagina Evi kulap dengan bajuku hingga bersih, sesudah itu kurapihkan baju Evi dan kubiarkan dalam keadaan lemas sambil tidur di Sofa, lalu aku membersihkan badanku sendiri agar Ibunya Evi tidak tahu. Sepuluh menit kemudian Ros , datang dari pasar sedangkan aku sudah memakai baju lagi. Sejak saat itu aku bermain dengan istriku jika dia di rumah, dengan Ros jika istriku pergi dan Evisekolah, Dan juga aku bermain begitu dengan Evi ketika ibunya sedang berbelanja.
Karena kami sudah cukup lama dan ingin rasanya memiliki anak maka kami membuat anak pembantu kami itu seperti anak kandung kami sendiri
Namanya adalah Evi umurnya sekitaran 20 Tahun, Baru tamat sekolah dari kampungnya namun tidak bisa melanjutkan kuliah karena masalah ekonomi.
Karena aku dan istriku menganggap Evi sudah seperti anak kandung sendiri, jadi kami ingin melanjutkan Evi ke perguruan tinggi karena dia adalah anak yang cukup pandai dan rajin. " ku lihat wajah nya bahagia "
"Terima kasih Pak, Evi senang sekali bisa meneruskan sekolah, terima kasih Pak, Bu".
"Ya, tapi kamu harus rajin belajar, dan kalau sudah pulang Kuliah kamu harus bantu ibumu", kata istriku sambil berpelukan dengan Evi , kulihat di wajah ibunya Evi pun terlihat keceriaan.
Enam bulan berlalu sejak Evi dan Ibunya bekerja di rumah kami, aku berbuat mesum dengan Evi sewaktu istriku pergi keluar kota untuk urusan bisnis nya.. Hari itu Hari Sabtu, malamnya istriku ke sebuah kota dengan kereta api, karena Sabtu kantor libur sementara Evi sedang sekolah, aku melihat Evi yang sedang berdiri di dapur membelakangi aku yang sedang masuk dapur selesai mencuci mobil.
Aku tertegun melihat tubuh Evi yang mengunakan baju terusan warna hijau muda agak tipis sehingga terbayanglah tali BH dan celana dalam yang keduanya berwarna hitam menutupi bagian vitalnya. Pantatnya yang padat dan seksi serta betisnya yang terbungkus kulit putih dan mulus bentuknya seperti bunting padi, membuat aku merasa tersedak seakan-akan ludahku tidak bisa tertelan karena membayangi tubuh Evi yang indah itu.
Tiba-tiba Evi berbalik dan kaget melihatku yang baru saja membayanginya.
"Eh.. Bapak, ngagetin saya aja".
"Eh.. Ros boleh saya duduk, saya mau tau kenapa kamu kamu mau untuk ikut kerja bersama mu?".
"Eng.. gimana yach.. saya malu Pak, tapi bolehlah...".
Akhirnya aku duduk di meja makan sementara Ros ibu kandungnya Evi lalu menceritakan sejarah hidupnya sambil terus bekerja mempersiapkan makan siang untukku. Akhirnya aku baru tahu kalau Ros itu menikah di usia 15 tahun dan setahun kemudian dia melahirkan Evi dan dia bercerai 2 tahun yang lalu karena suaminya yang suka mabuk, judi, main perempuan dan suka memukulinya. Aku tertegun mendengar ceritanya sementara Ros seakan mau menangis membayangi jalan hidupnya kulihat itu di matanya sewaktu dia bercerita. Karena rasa kasihanku kurangkul tubuh Ros.
"Sudah, Ros .. jangan nangis.. sekarang kamu sudah bisa hidup tenangan di sini bersama anakmu, lupakan masa lalumu yah.. saya minta maaf kalau membuat kamu harus mengingat lagi".
"Iya.. Pak.. saya dan Evi.. berterima kasih sekali.. Bapak dan Ibu baik.. pada kami".
"Ya.. sudah.. sudah.. jangan nangis terus.. nanti Evi pulang.. kamu malu deh.. kalau lagi nangis".
Ros menangis dalam rangkulanku, air matanya membasahi Kaos ku tapi tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang lain karena kedua payudaranya menyentuh dadaku yang membuat gejolak nafsuku meningkat. Tanpa sengaja bibir mungilnya kucium lembut dengan bibirku yang membuat dirinya gelagapan.
"Aaahh.. Bapak!".
Tapi kemudian dia membalas kecupanku dengan lembut sekali diikuti lidahnya memainkan lidahku yang membuat aku makin berani.
"Pak.. sshh..".
"Kenapa.. Ros ..?".
"Tidak.. Pak.. aahh.. tidak apa-apa".
Kuangkat roknya dan aku meraba pantatnya yang padat lalu kutarik ke bawah celana dalam warna hitam miliknya sampai dengkul, pahanya kuraba dengan lembut sampai vaginanya tersentuh. Ros mulai bergelinjang, dia membalas dengan agresif leher dan pipiku diciuminya. Kumainkan jariku pada vaginanya, kutusuk vaginanya dengan jari tengah dan telunjukku hingga agak basah.
"Aahh.. Pak, enak sekali..".
"Ros .. kalau kita lanjutkan di kamar yuk!".
"Saya sih mau aja Pak, tapi kalau nanti Ibu tahu gimana?".
"Ah, ibu khan lagi pergi, lagi pulangnya kan masih lama ".
Kutarik Ros ke kamarku, sampai di kamar kututup pintu dan langsung kusuruh Ros untuk menanggalkan pakaiannya. Ros langsung menuruti keinginanku, seluruh pakaiannya ditanggalkan hingga dia bugil. Yang membuat aku heran saat melihat tubuh Ros.
Ros dengan tinggi sekitar 167 cm memiliki payudara yang kencang dan montok dibungkus kulit yang putih bersih, pinggul Ros agak kurus tapi pantatnya yang agak besar dan padat dan vaginanya yang ditutupi bulu halus agak lebat membuat aku seakan tidak bisa menelan ludahku. Tubuhnya Ros terlihat sempurna dimata ku.
"Bapak, baju Bapak juga dilepas dong, jangan bengong melihat tubuh saya".
"Ros , Tubuhmu bagus sekali, lebih indah dari tubuhnya istri bapak..".
"Ah, masa sih Pak?".
"Iya Ros, tahu gitu kamu saja yang jadi istri bapak deh".
"Ah Bapak bisa aja nih, tapi kalau Ros jadi Ibu, mau kok jadi ibu ke dua" jawab ros sambil tersenyum."
Aku langsung membuka seluruh pakaianku dengan Kont*l kemaluanku langsung menegang keras dan panjang. Kuhampiri Ros langsung kucium bibirnya, lalu memeluk nya, tangan mungil Ros menyentuh batang kemaluanku lalu dikocoknya, liang vaginanya kusentuh dan kutusuk dengan jariku, kami bergelinjang bersamaan. Kami sambil tidur berduaan dikasur.
"Ros, Mau nggak isap Kont*l saya, lalu saya jilatin vaginamu".
Ros hanya mengangguk lalu kami tiduran dengan posisi 69. Batang Kont*l ku sudah disentuh oleh tangannya lalu dijilat, dan dikulum sambil disedot dan dikocoknya berkali-kali. lobang me*mek nya juga kujilati dengan lembutnya, vaginanya ku masukin jariku, sementara sambil aku jilat jariku yang bekas lobang vaginanya.
Hampir 10 menit lamanya ketika keluar cairan putih kental dari lubang vagina nya langsung kutelan jilatin kembali.
"Aaakkhh.. aakkhh..", rintih Ros sambil menikmatinya.
Tapi lima menit kemudian giliranku yang kelojotan karena keluarlah cairan dari batang kemaluanku membasahi muka Evi tapi dengan sigap dia langsung menelannya hingga habis dan batangku dibersihkan denganlidahnya.
Setelah itu, aku merubah posisi yang sedang terbaring sedangkan Ros kusuruh naik dan jongkok di selangkanganku. Lalu tangannya menggapai batang kemaluanku diarahkannya ke lobang Vaginanya. Tapi karena liang vagina Ros yang sudah lama tidak dimasukan sesuatu jadi agak sempit sehingga aku bantu dengan beberapa kali sodokkan, baru vagina itu tertembus batang kemaluanku.
"Blleess.. jlebb.. jlebb..".
Kulihat Ros agak menahan nafas karena batangku yang besar dan panjang telah menembus vaginanya.
"Heekkh.. heekkhh.. punya Bapak gede banget sih Pak
" Tapi Ros suka kan dengan genjotan Bapak? "kataku."
Tubuh Ros dinaik-turunkan dan sesekali berputar, sewaktu berputar aku merasakan kenikmatan yang luar biasa.
"Ros, vaginamu enak sekali, batangku kayak disedot oleh vaginamu, terus terang Bapak baru kali ini merasakannya, Ros enak sekali".
Setengah jam kemudian, aku merubah posisi dengan batang kemaluanku masih di dalam vagina Ros , aku duduk dan kuangkat tubuhnya lalu kubaringkan tubuhnya di sisi tempat tidur dengan kaki Ros menggantung, kutindih tubuhnya sehingga membuat sodokan batangku jadi lebih terasa ke dalam lagi masuk vaginanya.
"Aakkhh.. aakkhh, iya Pak enakan gaya gini".
Payudaranya yang mancung dan puting yang agak kecoklatan sudah kucium, kuremas dan kusedot-sedot. 15 menit kemudian kami ganti posisi lagi, kali ini kami berposisi doggie style, lobang vaginanya kusodok oleh batang kemaluanku dari belakang, Ros menungging aku berdiri. Kuhentak batanganku masuk lebih dalam lagi ke vagina Ros yang hampir 15 menit kemudian Evi menjerit.
"Akhh.. arghh.. sshh.. sshh.. Pak, Ros udah keluar nih.. akhh.. sshh..".
Keluarlah cairan dari vagina Ros yang membasahi dinding vaginanya dan batang kemaluanku yang masih terbenam di dalamnya sehingga vagina itu agak licin, tetapi tetap kusodok lebih keras lagi hingga 10 menit kemudian aku pun berasa ingin menembakkan cairan dari kemaluanku.
"Ros.. saya juga mau keluar nih, saya nggak tahan nich..".
"Pak.. tolong keluarin di dalam saja yach.. saya mau cobain kehangatan cairan Bapak, dan saya kan siap jadi ibu ke dua".
"Crroott.. croott.. crroott..".
Keluarlah cairanku didalam Vagina nya ros , karena banyaknya cairanku hingga luber dan menetes ke paha Ros . Lalu kulepaskan batangku dari vaginanya dan kami langsung terbaring lemas tak berdaya di tempat tidurku.
Lima menit kemudian yang sebenarnya kami ingin istirahat, aku mendengar suara dari luar kamar tidurku kami tersentak kaget. Setelah berpakaian kusuruh Ros keluar kamarku yang rupanya Evi ada di ruang makan, ia mencari-cari ibunya setelah pulang dari sekolah.
Malam harinya setelah Evi tertidur, Ros kembali masuk kamarku untuk bermain lagi denganku.Keesokan harinya, setelah aku terbangun kira-kira jam 8:00, aku keluar kamar, aku mencari Ros , tapi yang aku temukan hanya Evi yang sedang menonton TV. Rupanya aku baru ingat kalau setiap Minggu pagi Ros pergi berbelanja ke pasar. Setelah mandi kutemani Evi yang lagi duduk di karpet sambil nonton TV, sedangkan aku duduk di sofa.
"Evi.. gimana sekolah kamu..?".
"Baik.. Pak, bulan depan mau ulangan umum".
"Mmm, ya sudah kamu belajar yang rajin yah, biar Ibu kamu bangga".
"Pak, Evi boleh tanya sesuatu?".
"Iya, kenapa ..?".
"Kemarin ketika Evi pulang sekolah, Evi kan cari ibu, pas buka kamar Bapak, Evi melihat Bapak dan ibu lagi telanjang terus Evi lihat kalau Ibu Ros ditusuk dari belakang oleh Bapak, ada sesuatu punya Bapak yang masuk ke badan ibu Evi, maaf yach Pak, Evi lancang. Mama Evi lagi diapain sih sama Bapak?".
"Hah, jadi kamu sempat melihat ibumu telanjang".
"Iya Pak, tapi kok Mama Evi kayaknya keenakan ya. Evi jadi kepingin dech Pak kayak ibu Ros".
"Kamu serius, kamu mau?".
"Iya Pak..".
Kulihat Evi tersipu malu menjawab pertanyaan dariku, sementara rok Evo tersingkap sewaktu duduknya bergeser sehingga pahanya yang putih mulus terlihat oleh mataku yang membuatku langsung terangsang. Kusuruh Evi duduk dipangkuanku. "Evi, sini kamu duduk di pangkuan Bapak.."
Ketika dia berdiri menujuku, aku membuka resleting celanaku dan kuturunkan celana dalamku lalu aku keluarkan batang kemaluanku yang sudah menegang, sebelum Evi duduk di pangkuanku, celana dalamnya yang putih kuturunkan sehingga vagina mungil putih bersih milikgadis 19 tahun ini ada di hadapanku, menyerbakan aroma wangi dari vaginanya yang ditutupi bulu-bulu halus dan langsung kujilat dengan lembutnya. Evi memegang kepalaku dan tubuhnya menggeliat.
"Aahh.. sshh.. enak.. Pak.. enak..aaahhhH...".
Vagina Evi yang masih muda itu terus kujilati karena rasanya manis-manis asin. Evi pun makin menggelinjang, kira-kira 15 menit kemudian Evi mulai kejang-kejang dan basahlah vagina itu oleh cairan putih kental yang mengalir dari dalamnya, cairan itu sambil kujilatin...
"Arghh.. arghh.. Pak.. ada yang keluar nih dari tempat pipis ku.. eugh.. eugh..".
Tubuh Evi langsung lemas tak berdaya, cepat-cepat kupangku. Batang kemaluanku yang mengeras kutempelkan pada vaginanya yang basah.
Tubuhnya kuarahkan menghadapku, kemeja yang dikenakan Evi kulepas sehingga dia hanya mengenakan baju dalam yang tipis, payudara Evi yang baru tumbuh terbayang di balik baju dalamnya, segera kulepaskan sehingga di mukaku terpampang payudara yang baru mekar ditutupi kulit yang putih bersih dengan dihiasi puting agak kemerahan, langsung kulahap dengan mulutku, kujilat, kugigit dan kuhisap membuat payudara itu makin mekar dan putingnya mengeras.
Sementara Evi masih tertidur lemas, batang kemaluanku yang sudah menempel di vagina nya yang masih sempit kusodok-sodokkan agar masuk, karena vagina itu masih sempit. kumasukkan dua jariku untuk membuka vagina itu, kuputar kedua jariku sehingga vagina itu agak melebar dan sedikit basah.
Setelah itu kucoba lagi dengan batang kemaluanku, kusodok masuk batanganku ke vagina nya yang memang masih sempit juga walau sudah dibantu dengan jariku. Akhirnya setelah 20 kali kutekan, masuklah Kepala kont*l ku kedalam Vaginanya . Evi mulai tersadar ketika batanganku menyodokvaginanya, dia pun menjerit kesakitan.
"Aawww.. aawww.. sshh.. sshh.. aawww.. sakit.. Pak.. lobang Evi .. sakit awww.. aawww.".
"Sabar sayang nanti juga enak.. sayang.. tahan ya.. sakitnya.. sebentar lagi..".
Kupeluk tubuh Evi dan menenangkannya dari rasa sakit pada vaginanya yang robek oleh batang kemaluan milikku yang memang super besar.
Sodokkanku pada vagina Evi kupelankan untuk mencegah rasa sakitnya dan 10 menit kemudian Ros merasakan kenikmatan.
"Ahh.. ahh.. arghh.. arghh.. Pak.. sekarang tidak sakit lagi.. sekarang jadi enak.. aahh.. aahh.".
Hampir setengah jam kemudian tiba-tiba Ros mengeluarkan cairan dari dalam vaginanya berikut tetesan darah dan langsung tubuh Evi lemas lagi dan pingsan. Aku menyadari bahwa aku telah membobol keperawanan nya.
"Arrgghh.. Pak.. Evi.. lemmaass.".
Aku agak kaget juga melihat keadaan Evi yang secara tidak sengaja kubobol keperawanannya tapi karena sudah tanggung terus kugenjot batanganku ke vagina Evi yang sudah berdarah dan 10 menit kemudian keluarlah cairan dari dalam kemaluanku dengan derasnya memasuki liang vagina Evi hingga meluber ke pahaku.
"Crroot.. crroott..".
"Ssshh.. sshh.. aahh.. nikmatnya.. vagina.. gadis ini.".
Langsung kucabut batang kemaluanku dari vagina Evi dan kubaringkan dia yang sedang lemas di Sofa. Sisa cairan yang masih melekat di vagina Evi kulap dengan bajuku hingga bersih, sesudah itu kurapihkan baju Evi dan kubiarkan dalam keadaan lemas sambil tidur di Sofa, lalu aku membersihkan badanku sendiri agar Ibunya Evi tidak tahu. Sepuluh menit kemudian Ros , datang dari pasar sedangkan aku sudah memakai baju lagi. Sejak saat itu aku bermain dengan istriku jika dia di rumah, dengan Ros jika istriku pergi dan Evisekolah, Dan juga aku bermain begitu dengan Evi ketika ibunya sedang berbelanja.
Situs Judi Online Terpercaya
Kontak Kami :
Line : klikbandar88
Wechat : klikbandar88
Whatsapp : +85598852919
Hubungi kontak kami :
Link Alternatif :
DOWNLOAD & INSTALL LIVECHAT KlikBandar88 Sekarang Ada Tersedia Aplikasinya ya bossku ^.^
Android : http://bit.ly/livechatklikbandar88
IOS : http://bit.ly/barbatos
|